PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. Prinsip-prinsip Pengembangan kurikulum
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa disekolah. Dalam kurikulum terintegerasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan / ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, penguasa serta unsure-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses bimbimgan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
- Peinsip-prinsip umum
a. Prinsip Relevansi
Relevansi dibagi 2 yaitu : Pertama revansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Kedua relevansi didalam yaitu ada kesesuaian dan konsistensi antara komponen-komponen kurikulum yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
b. Prinsip Fleksibilitas
urikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel. Suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daera, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
c. Prinsip kontinuitas
Yaitu kesinambungan. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendiddikan dengan jenjang yang lain, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
d. Prinsip Praktis
Mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biaya yang murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi.
e. Prinsip Efektifitas
Walaupun kurikulum tersebut harus murah, sederhana tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan.
Kurikulum pada dasarnya berintikan empat aspek utama yaitu tujuan-tujuan pendidikan, isi pendidikan, pengalaman belajar, dan penilaian. Interelasi antara keempat aspek tersebut serta antara aspek-aspek tersebut dengan kebijakan pendidikan perlu selalu mendapat perhatian dalam pengembangan kurikulum.
- Peinsip-Prinsip Khusus
a. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan pendidkan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangkapanjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus). Perumusan tujuqan pendidikan bersumber pada :
- Ketentuan dan kebijakan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga negaramengenai tujuan
- Survei mengenai persepsi orang tua / masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka.
- Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu
- Survei tentang manpower
- Pengalaman Negara-negara lain dalam masalah yang sama
- Penelitian
b. Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Isi Pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan perlu mempertimbangkan beberapa hal
1.) Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana.
2.) Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
3.) Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga ranah belajar yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar.
c. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Pemilihan proses belajar megajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.) Apakah metode/tehnik belajar-mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran ?
2.) Apakah metode/tehnik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa ?
3.) Apakah metode/tehnik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat ?
4.) Apakah metode/tehnik tersebut dapat menciptakan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik ?
5.) Apakah metode/tehnik tersebut lebih mengatifkan siswa atau guru atau kedua-duanya?
6.) Apakah metode/tehnik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru ?
7.) Apakah metode/tehnik tersebut menimbulkan jalinan belajar disekolah dan dirumah juga mendorong penggunaan sumber yang ada dirumah dan di masyarakat?
d. Prinsip berkenaan dengan pemilihyan media dan alat pengajaran
Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat.
1.) Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?
2.) Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaannya, waktu pembuatan?
3.) Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?
4.) Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
5.) Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.
e. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
1.) Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-langkah sebagai berikut : Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.) Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapa hal:
Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan test?
Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test?
Apakah test tersebut berbentuk uraian atau obyektif?
3.) Dalam pengelolaan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Norma apa yang digunakan didalam pengolahan hasil test?
Apakah digunakan formula quessing?
Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?
Skor standar apa yang digunakan?
Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?
B. Pengembang Kurikulum
Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi yaitu: administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat.
1. Peranan para administrator pendidikan
2. Peranan para ahli
Partisipasi para ahli pendidikan dan ahli kurikulum terutama sangat dibutuhkan dalam pengembangan kurikulum pada tingkat pusat.
3. Peranan Guru
Guru adalah perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Sekalipun ia tidak mencetuskan sendiri konsep-konsep tentang kurikulum, guru merupakan penerjemah kurikulum yang datang dari atas.
Sebagai pelaksana kurikulum maka guru pulalah yang menciptakan kegiatan belajar mengajar bagi murid-muridnya.
- Peranan Orang tua murid
Orang tua juga mempunyai peranan dalam pengembangan kurikulum. Peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal: pertama dalam penyusunan kurikulum dan kedua dalam pelaksanaan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua orang tua dapat ikut serta, hanya terbatas kepada bebrapa orang saja yang cukup waktu dan mempunyai latar belakang yang memadai. Peranan orang tua lebih besar dalam pelaksanaan kurikulum.
Melalui pengamatan dalam kegiatan belajar dirumah, laporan sekolah, partisipasi dalam kegiatan sekolah oaring tua dapat turut serta dalam pengembangan kurikulum terutama dalam bentuk pelaksnaan kegiatan.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum
1. Perguruan Tinggi
2. Masyarakat
Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. ISi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
3. Sistem Nilai
Dalam kehidupan masyarakat terdapat system nilai , baik nilai moral, keagamaan, social, budaya maupun nilai politis. System nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam kurikulum. Masalahg utama yang dihadapi para pengembang kurikulum menghadapi nilai ini adalah bahwa dalam masyarakat nilai itu tidak hanya satu.
D. Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum
Artikulasi dalam pendidikan berarti “Kesatupaduan dan koordinasi segala pengalaman belajar”. Untuk merealisasikanartikulasi kurikulum, perlu peneliti kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan, menghilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi pengajaran, mengusahakan perluasan dan kesinambungan kurikulum. Salah satu hal yang dianggap sering menghambat artikulasi adalah pembagian menurut tingkat belajarnya.
Hambatan-hambatan pengembangan kurikulum
- Pada guru, guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum disebabkan bebrapa hal yaitu kurang waktu, kekurang sesuaian pendapat, karena kemampuan dan pengetahuan guru sendiri.
- Dari masyarakat, untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan masyarakat baik dalam pembiyaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap system pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan.
- Masalah biaya, untuk pengembangan kurikulum, apalagi untuk kegiatan eksperimen baik metode isi atau system secara keseluruhan mebutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.
E. Model-model Pemngembangan kurikulum
1. The Administrative Model
Diberi nama model administrasi atau line staff, karena inisiatif dan gagasan pengembangan dating dari para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi.
2. The Grass Roots Model
Pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Upaya pengembangan kurikulum bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah.
3. Beauchamp’s System
Model ini dikembangkan oleh beauchamp seorang ahli kurikulum. Beauchamp mengemukakan
4. The Demonstration Model
Model ini umumnya berskala kecil, hanya mencakup satu atau beberapa sekolah, suatu komponen kurikulum atau mencakup keseluruhan komponen kurikulum.
5. Ta’s inverted model
6. Roger’s interpersonal relations model
7. The systematic action-research model
Model ini didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan perubahan social. Hal itu mencakup suatu proses yang melibatkan kepribadian orang tua, siswa guru dan struktur system sekolah.
8. Emerging technical models
Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai efisiensi efektifitas dalam bisnis, juga mempengeruhi perkembangan model-model kurikulum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar