Mungkin Ini Yang Bisa Saya Bagi Kepada Anda
Jika Kurang Berkenan Dengan Artikel Yang Saya Posting, Saya Menghaturkan Maaf, Bila Anda Puas Dan Senang Dengan Artikel Saya Sudah Selayaknya Anda Bisa Berbagi Kepada Anak Yatim Piatu Atau Tetangga Anda Yang Kurang Mampu. Saya yakin dengan berbagi, masalah atau hal yang kita kerjakan akan cepat selesai.

Minggu, 28 Maret 2010

Teori TOEIC

Teori TOEIC
TOEIC (Test of English for International Communication) adalah tes kemahiran Bahasa Inggris bagi orang-orang yang bahasa aslinya bukan Bahasa Inggris. Skor tes TOEIC menunjukkan seberapa baik orang dapat berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dengan orang lain pada lingkungan kerja global. Tes tersebut tidak memerlukan pengetahuan atau kosakata khusus, tes ini hanya mengukur jenis bahasa Inggris yang dipakai dalam aktivitas sehari-hari [10].

Tes TOEIC adalah tes kemahiran berbahasa Inggris yang terkemuka di dunia pada konteks lingkungan kerja global. Lebih dari 4.000 perusahaan di seluruh dunia memakai tes TOEIC, dan lebih dari 2 juta orang mendaftar guna mengambil tes ini setiap tahun [11].

Format Tes TOEIC
Tes TOEIC adalah tes pilihan ganda, yang terdiri dari 200 pertanyaan yang dibagi ke dalam dua bagian waktu terpisah selama dua jam.

Bagian – Bagian Soal Tes TOEIC
Pemahaman Mendengar (listening)
Bagian ini terdiri dari 100 pertanyaan dan dibagi ke dalam empat bagian. Peserta tes mendengar rekaman tentang pernyataan, pertanyaan, percakapan pendek, dan penjelasan singkat, kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan pada segmen-segmen mendengar. Keseluruhan Bagian Pemahaman Pendengaran membutuhkan kira-kira 45 menit. Di bagian ini terbagi empat part yaitu part satu Photographs yang terdiri dari dua puluh soal dengan empat jawaban pilihan. Part kedua yaitu Questions and Response terdiri dari tiga puluh soal dan tiga pilihan jawaban. Part tiga yaitu Short Conversations terdiri dari tiga puluh soal dan empat pilihan jawaban, dan part empat Short Talks terdiri dari dua puluh soal dan empat pilihan jawaban.

Bacaan (Reading)
Bagian bacaan terdiri dari 100 pertanyaan yang disajikan dalam format tertulis pada buku tes. Peserta membaca berbagai macam bahan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan kecepatan mereka sendiri yang sesuai dengan bahan bacaan itu sendiri. Keseluruhan bagian bacaan memerlukan 75 menit. Bagian ini terdiri dari 3 bagian, lanjutan dari bagian pemahaman mendengar. Part lima Incomplete Sentences terdiri dari 40 soal dan empat pilihan jawaban. Part enam yaitu Error Recognition terdiri dari dua puluh soal dan empat pilihan jawaban. Part tujuh yaitu Reading Comprehension terdiri dari empat puluh soal dan empat pilihan jawaban.
Peserta menjawab pertanyaan dengan menandai salah satu dari huruf (A), (B), (C), (D) dengan pensil pada lembah jawaban yang terpisah. Meskipun waktu testing yang sebenarnya adalah kira-kira dua jam waktu tambahan yang diperlukan peserta guna menyelesaikan pertanyaan biografi pada lembar jawaban dan merespon questionnaire singkat tentang pendidikan dan sejarah kerja mereka.

Isi Tes TOEIC
Tes TOEIC dirancang untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja. Pertanyaan-pertanyaan tes dikembangkan dari contoh-contoh bahasa lisan dan tertulis yang dikumpulkan dari berbagai negara di seluruh dunia, di mana Bahasa Inggris dipakai di tempat kerja. Pertanyaan-pertanyaan tes berisikan banyak suasana dan situasi yang berbeda, seperti General business (kontrak, perundingan, pemasaran, penjualan, perencanaan bisnis, konferensi), Manufacturing (manajemen pabrik, lini perakitan, pengendalian kualitas), Finance and budgeting (perbankan, penanaman modal, perpajakan, akunting, penagihan), Corporate development (penelitian, pengembangan produk.) Offices (papan pertemuan, surat-menyurat, memo, telefon, faks, dan pesan-pesan e-mail, peralatan dan perabotan kantor, prosedur perkantoran), Personnel (penerimaan, mempekerjakan, pensiun, gaji, promosi, lamaran kerja, periklanan), Purchasing (pembelanjaan, pemesanan, pengiriman, pembatalan), Technical areas (elektronik, teknologi, spesifikasi, pembeliaan dan penyewaan, layanan listrik dan gas), Travel (kereta api, pesawat terbang, taksi, bus, kapal, feri, tiket, jadwal, pengumuman stasiun dan lapangan terbang, penyewaan mobil, hotel, reservasi, keterlambatan dan penundaan), Dining out (makan siang bisnis dan informal, resepsi, reservasi restoran). Entertainment (bioskop, theater, musik, seni, media), Health (asuransi kesehatan, mengunjungi dokter, dokter gigi, klinik, rumah sakit).

Meskipun bahasa dari suasana-suasana di atas mengetengahkan konteks pertanyaan-pertanyaan ujian, peserta tidak diharuskan mengetahui kosakata bisnis dan teknik khusus. Test TOEIC cocok digunakan di semua lingkungan, di mana Bahasa Inggris digunakan oleh penutur asli dari bahasa-bahasa lain.

Sejarah Tes TOEIC
ETS (Educational Test Service) sebuah organisasi yang membaktikan dirinya bagi pengukuran edukasional dan penelitian dalam kebijakan pendidikan dan psychometrics, merancang dan menciptakan tes TOIC pada tahun 1979 berdasarkan permintaan pemimpin-pemimpin bisnis Jepang. Selama bertahun-tahun, tes TOEIC diadopsi oleh banyak negara lain dan dengan cepat menjadi standar global bagi penentuan kemampuan berbahasa Inggris pada konteks yang berhubungan dengan kerja.

The Chauncey Group International Ltd., sebuah subsidiary dari ETS, mengembangkan dan menerbitkan tes TOEIC. The Chauncey Group International adalah sebuah perusahaan testing yang mengkhususkan diri pada profesional licensing exams dan sertifikasi keterampilan dan kemajuan di tempat kerja. Markas The Chauncey Group International terletak di Princeton, New Jersey, USA, kantor Eropanya (Chauncey Group Europe SA) berada di Paris, Prancis [12].

Pengertian MySQL

Pengertian MySQL
MySQL adalah perangkat lunak database server atau sebut saja Database Smart. Database ini semakin lama semakin populer. Dengan menggunakan database ini, data semakin aman dan berdaya guna. Database ini juga banyak dipakai pada web database sehingga data semakin terintegrasi antara database dekstop dengan database web. Untuk menggunakan database MySQL harus menginstalasinya dahulu ke komputer.

Keistimewaan MySQL
Sebagai server database dengan konsep database modern, MySQL memiliki keistimewaan. Beberapa keistimewaan dimiliki MySQL sebagai berikut :
1). Portability
Database MySQL berfungsi dengan stabil tanpa kendala, berarti berlaku pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac OS X Server, Solaris, Amiga, HP-Unix, dan lain-lain.
2). Open Source
MySQL merupakan database open source (gratis), di bawah lisensi GPL sehingga dapat memperoleh dan menggunakannya secara cuma-cuma tanpa membayar sepersen pun.
3). Multiuser
MySQL merupakan database yang dapat digunakan untuk menangani beberapa user dalam waktu bersamaan tanpa mengalami masalah. Dan memungkinkan sebuah database server MySQL dapat diakses client secara bersamaan pula.
4). Performace Tuning
MySQL mempunyai kecepatan yang cukup baik dalam menangani query-query sederhana, serta mampu memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
5). Column Type
Database MySQL didukung dengan tipe data yang sangat kompleks, seperti signed/unsigned integer, float, double, char, varchar, text, blob, data, time, datetime, timestamp, year, set serta enum.
6). Command dan Functions
MySQL server memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah SELECT dan WHERE dalam query.
7). Security
Sistem Security pada MySQL mempunyai beberapa lapisan sekuritas seperti tingkatan subnetmask, hostname, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetil serta password terenkripsi.

8) Scalability dan Limits
MySQL mempunyai kemampuan menangani database dalam skala cukup besar, dengan jumlah record lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 miliar baris. Selain itu dapat menampung indeks sampai 32 indeks pada tiap tabelnya.
9). Connectivity
Adanya kemampuan MySQL melakukan koneksi dengan client menggunakan protokol TCP/IP, Unix socket (Unix), atau Named Pipes (NT).
10). Localization
Adanya kemampuan dalam mendeteksi kesalahan (error code) pada client menggunakan lebih dari dua puluh bahasa.
11). Interface
MySQL memiliki interface terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemograman menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).
12). Clients dan Tools
Database MySQL dilengkapi berbagai tools yang dapat digunakan untuk administrasi database.
13). Struktur Tabel
MySQL memiliki struktur tabel cukup baik serta cukup fleksibel, misalnya ketika menangani alter table.

Sabtu, 27 Maret 2010

Pengertian dan Manfaat Bengkuang

Pengertian dan Manfaat Bengkuang
Bengkuang atau bengkuang (Pachyrhizus erosus) dikenal dari umbi (cormus) putihnya yang bisa dimakan sebagai komponen rujak dan dijadikan masker untuk menyegarkan wajah dan memutihkan kulit. Tumbuhan yang berasal dari Amerika tropis ini termasuk dalam suku polong-polongan. Di tempat asalnya, tumbuhan ini dikenal sebagai xicama atau jícama.

Pertumbuhan Bengkuang
Bengkuang merupakan tanaman ternak merambat yang dibudidayakan untuk diambil umbinya, daun tanaman ini berbentuk majemuk dan beranak daun tiga. Bunganya tersusun dalam tandan yang panjangnya mencapai 15 hingga 25 cm, buahnya berbulu halus, berbentuk polong dan berisi empat sampai sembilan biji, umbi akarnya berwarna putih, berbentuk gasing, dan kulitnya mudah dikupas.

Perbanyakan tanaman ini dilakukan dengan cara stek batang, umbi, dan biji. Bengkuang banyak dibudidayakan di Pulau Jawa dan Madura, terutama di daerah dataran rendah.

Untuk memperoleh umbi yang baik bunga harus selalu dibuang. Setelah satu sampai tiga minggu ditanam, biji mulai berkecambah. Pada beberapa varietas seperti bengkuang gajah, bengkuang sudah dapat dipanen sampai berusia tujuh bulan yaitu bengkuang Badur. Umumnya, bengkuang dipanen ketika umur enam sampai sebelas bulan.

Sifat kimiawi dan efek farmakologis tanaman bengkuang adalah manis, dingin, sejuk, dan berkhasiat mendinginkan. Kandungan kimianya adalah pachirhizon, rotenon, vitamin B1 dan C. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah akar atau umbi, biji, dan tangkai.

Bengkuang mulanya berasal dari daerah Amerika Tropis yang kemudian menyebar keseluruh daerah tropis lainnya. Tanaman ini masuk ke indonesia dari Manila melalui Ambon pada abad ke-17. Sejak itu, bengkuang dibudidayakan diseluruh negeri.

Pemanfaatan Benkuang
Pachyrhizus erosus atau yang lebih dikenal sebagai bengkuang adalah salah satu buah-buahan yang berasal dari wilayah Amerika tropis termasuk dalam suku polong-polongan. Buah ini memiliki beberapa kegunaan antara lain :
A. Sebagai Pencerah Kulit
Lulur bengkuang berkhasiat untuk mencerahkan kulit sehingga tampak lebih putih/cerah. Bengkuang memiliki sifat kimiawi dan fermakologis yang manis, dingin, sejuk, sehingga memiliki khasiat mendinginkan kulit.

Kandungan antiseptik dalam bengkuang mampu mengatasi gatal-gatal di kulit, selain itu masker bengkuang juga mengencangkan kulit sehingga kekenyalannya dapat terjaga.

Kandungan kimia dalam bengkuang adalah pachyrhizon, rotenon, vitamin B1 dan C. Campuran jeruk nipis dalam lulur bengkuang menyegarkan kulit, dan olive oil nya melembabkan. Dengan lulur Bengkoang seluruh kulit mati akan terangkat bersama – sama dengan lulur Bengkoang ini.

B. Sebagai Bedak Dingin
Bedak adalah campuran tepung pati dengan bahan pengharum, kadang-kadang ditambah dengan bahan pelembab, penahan sinar ultrafiolet dan anti septik. Bedak bengkuang adalah bedak yang dibuat dengan bahan dasar bengkuang yang diambil pati (sarinya) dan dicampur dengan tepung beras basah dengan perbandingan 1 : 1.

Biasanya bedak dingin diberi/ditambahi dengan pewangi/pengharum alami seperti bunga mawar, melati kenanga, sedap malam, cempaka, dan irisan daun pandan, hal ini ditujukan agar bedak ini dapat membuat wangi bedak semakin tajam..

C. Sebagai Sayuran
Di daerah Asia Tenggara polong muda dari Bengkuang digunakann untuk sayuran. Seperti makanan khas dari Palembang yaitu modal, tekwan, dll.


D. Mengobati Wasir
Wasir terjadi karena gangguan aliran darah di sekitar dubur sehingga pembuluh darah melebar dan membengkak. Tidak semua penderita wasir memerlukan pengobatan medis, yakni mereka yang mengeluhkan pendarahan, adanya tonjolan dan gatal-gatal. Dengan pengobatan apapun kemungkinan wasir dapat kambuh kembali tergantung dari kebiasaan makan, minum.
Kandungan serat dalam bengkuang dapat membantu mengatasi wasir. Karena salah satu fungsi serat yaitu membantu memperlancar saluran pencernaan dan pengeluaran feses sehingga tidak sulit dan tidak menimbulkan rasa sakit serta mengurangi penekanan ketika mengeluarkannya. Dengan demikian dapat mengurangi rasa sakit penderita wasir. Untuk mengatasi wasir, bengkuang dibuat dalam bentuk jus yang diminum setiap bangun tidur dan pada pagi hari.

E. Mengobati demam
Bengkuang yang mempunyai sifat kimiawi yang berkhasiat mendinginkan dapat digunakan untuk menurunkan demam. Umbi bengkuang dapat dimakan secara langsung maupun dibuat dalam bentuk jus yang diminum pagi dan sore.

Demam terjadi karena adanya suatu mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) terhadap zat asing (bibit penyakit yang telah dilemahkan) yang masuk ke dalam tubuh. Adanya benda asing tersebut akan merangsang sistem pertahanan tubuh, sehingga akan merangsang aktivitas sel imunitas (sel makrofag dan limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan untuk pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi resisten dan kuat menghadapi bibit penyakit.

F. Diabetes Mellitus
Diabetes melitus atau yang sering dikenal dengan nama kencing manis merupakan penyakit yang tidak pandang bulu. Semua kalangan dapat mengidap penyakit ini, baik kaya maupun miskin, remaja muda maupun orangtua. Perubahan gaya hidup terutama pola makan yang beralih ke makanan yang serba instan dan praktis dapat memicu terjadinya diabetes melitus. Selain perubahan gaya hidup dan pola makan, faktor genetik juga berperan terhadap timbulnya penyakit ini.

Dalam upaya mempertahankan kadar gula dalam darah tetap normal, bengkuang dibuat dalam bentuk jus atau dapat pula diparut kemudian disaring
lalu diambil sarinya dan diminum setiap pagi dan malam hari.

G. Mengobati Sariawan
Sariawan merupakan gejala erosi pada kulit mulut, yakni dinding dalam pipi atau lidah. Penyebabnya adalah kekurangan vitamin C, alergi atau penurunan daya tahan tubuh. Kandungan vitamin C dalam bengkuang yang bertindak sebagai antioksidan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan penderita sariawan. Bengkuang dapat diberikan pada penderita sariawan dengan cara dibuat dalam bentuk jus yang kemudian ditambahkan dengan madu dan air secukupnya.

H. Sebagai fitoestrogen Alami
Bagi kaum wanita, kehadiran fitoestrogen sangat diperlukan untuk mempertahankan kualitas hidup diusia tua. Ketika seorang wanita memasuki masa menopause dimana hormon estrogen tidak lagi diproduksi tubuh atau hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil, sehingga ada kecenderungan wanita mengalami kemunduran fisik, diantaranya kulit lebih cepat mengeriput serta organ tulang mulai rapuh dan mudah patah.

Bengkuang merupakan salah satunya makanan yang mengandung fitoestrogen sehingga baik untuk dikonsumsi bagi mereka yang sudah memasuki masa menopause.

I. Menurunkan Kadar Kolesterol Darah
Trigliserida dan kolesterol merupakan fraksi lemak yang biasa terdapat dalam darah. Dalam jumlah yang tepat lemak sangat penting untuk tubuh. lemak merupakan zat yang kaya energi utnuk proses metabolime tubuh. Namun dalam jumlah yang berlebihan, lemak (trigliserida dan kolesterol) bisa menyebabkan penyakit yang sangat serius seperti atherosklerosis, stroke dan penyakit jantung koroner.

Jus bengkuang dapat dilakukan untuk menurunkan kolesterol dalam darah. Kandungan air dan serat dalam bengkuang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Selain serat dan kadar air yang tinggi, kandungan vitamin C dalam bengkuang yang berfungsi sebagai antioksidan juga dapat membantu dalam proses penurunan kadar kolesterol dalam darah.

J. Mengurangi Produksi Asam Lambung
Gangguan asam lambung merupakan salah satu penyakit yang terjadi karena pola hidup dan pola makan yang berubah. Gangguan ini biasanya banyak terjadi pada mereka yang sibuk bekerja sehingga seringkali melalaikan waktu makan. Apabila produksi asam lambung semakin meningkat akan menyebabkan rasa mual dan muntah, nyeri pada ulu hati, rasa lemah, nafsu makan menurun, bahkan sakit kepala.

Ahli naturopati menyarankan untuk mengkonsumsi bengkuang segar yang dimakan dalam bentuk biasa tanpa sambal atau garam. Karena sifat umbinya yang dingin serta sifat alkali bengkuang yang cepat meyerap asam lambung yang berlebih.

K. Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh
Bengkuang merupakan salah satu jenis bahan pangan yang memegang peranan penting dalam menjaga dan meningkatkan kekebalan tubuh. Kandungan vitamin C dan beberapa phytonutrien yang terdapat dalam bengkuang dapat membuat sistem kekebalan tubuh terjaga, sehingga relatif dapat terhindari dari serangan berbagai macam infeksi maupun penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri maupun mikroorganisme yang berbahaya.

L. Mengobati penyakit beri-beri
Penyebab penyakit beri – beri adalah kekurangan vitamin B1 (thiamin). Cara mengobatinya yaitu dengan mengupas bengkuang, lalu cuci bersih kemudian diparut atau dijus dengan menggunakan jus ekstraktor. Sebaiknya diminum pada waktu pagi hari atau siang hari setelah makan.

Deskripsi Bengkuang
a. Ciri-ciri yang mendasar
Bengkuang merupakan tumbuhan terna menahun dan menjalar. Berakar tunggal, memiliki kulit luar berwarna krem atau coklat muda atau coklat tua, dagingnya berwarna putih atau kuning keputih-putihan. Pada bentuk luarnya tumbuhan bengkuang memiliki umbi yang banyak, bentuknya memanjang, berdaun majemuk, beranak daun 3, helaian daun bercuping menjari atau utuh dengan tepi bergigi, anak daun lateral mengetupat tidak simetris sampai membundar seperti telur, anak daun terminal mengginjal.

Perbungaannya yaitu bertandan semu, berbunga banyak, bunganya berkelopak coklat, mahkota bunganya ungu kebiru-biruan atau putih, berbuah polong, berbiji pipih bersegi – membundar , berwana hijau kecoklat-coklatan atau coklat tua kemerah-merahan.

b. Distribusi/Penyebaran
Jenis buah ini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah ke selatan sampai ke Kostarika. Tanaman pangan ini telah dibudidayakan di daerah tersebut sejak 1000 tahun Sebelum Masehi. Tanaman ini mulai diperkenalkan ke wilayah Mediterania oleh bangsa Perancis di Kota Acapulco dan Manila. Tumbuhan ini masuk ke Nusantara melalui Ambon diakhir abad ke 17. Jenis tanaman ini sekarang telah tersebar dengan jumlah yang banyak di daerah tropik lainnya.

c. Habitat
Jenis tumbuhan ini sangat berpengaruh terhadap perbedaan kondisi lingkungan dan iklim. Di Meksiko tumbuhan ini dapat tumbuh didataran tinggi pada ketinggian hingga 1400 m di atas permukaan laut., dengan suhu rata-rata tiap harinya sekitar 21 – 28°C, dengan panjang siang hari 12 jam. Umbi dan bunganya dapat diinduksi dengan cara mengurangi panjang siang harinya. Tanah yang disukai tumbuhan ini adalah tanah yang berdrainase dengan baik, yang tidak terpengaruh oleh air genangan.

d. Perbanyakan
Jenis tumbuhan ini diperbanyak terutama dengan bijinya. Di Jawa Barat, jenis ini ditanam sebagai tanaman sela jenis kacang-kacangan. Untuk penanamannya direkomendasikan dengan cara menginokulasi bijinya dengan rhizobium strain sebelum ditanam.

e. Manfaat Tumbuhan
Umbi bengkuang umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar. Di Indonesia umbi mudanya dimakan mentah bersama-sama dengan buah lainnya untuk rujak manis, untuk membuat koktil, sebagai sayuran untuk masakan khas palembang (seperti modal, tekwan dll.). Umbi tua dari tanaman yang diperuntukkan dipanen bijinya sebagai benih, dapat dipakai sebagai pakan ternak. Pati umbinya juga dimanfaatkan sebagai kosmetik untuk bahan masker.

Di Asia Tenggara, polong mudanya dipakai sebagai sayuran lokal. Bijinya juga mengandung minyak. Semua bagian tanaman bengkuang kecuali umbi mengandung rotenon dan rotenoid. Serbuk atau tepung biji bengkuang dapat digunakan untuk melindungi benih tanaman dari gangguan hama, hama utama kacang hijau dan kacang tunggak, yaitu Callosobruchus maculates serta kepik Lophobaris serratipes Marsh yang merupakan salah satu hama utama tanaman lada.

Bubuk bijinya dapat dimanfaatkan sebagai insektisida alami dan racun ikan yang tidak berbahaya. Bagian vegetatifnya mengandung protein baik untuk pakan ternak maupun pupuk. Bengkuang merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai sumber insektisida nabati yang berspektrum luas.

Kandungan Zat Gizi Bengkuang
Bengkuang merupakan buah yang kaya akan berbagai zat gizi yang sangat penting untuk kesehatan terutama vitamin dan mineral. Vitamin yang terkandung dalam bengkuang yang paling tinggi adalah vitamin C. Sedangkan mineral yang terkandung dalam bengkuang adalah fosfor, zat besi, kalsium dan lain-lain. Bengkuang juga merupakan buah yang mengandung kadar air yang cukup tinggi sehingga dapat menyegarkan tubuh setelah mengkonsumsinya dan menambah cairan tubuh yang diperlukan untuk menghilangkan deposit-deposit lemak yang mengeras yang terbentuk dalam beberapa bagian tubuh. Oleh karena itu, bengkuang dianggap dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Dalam 100 gram Bengkuang terdapat Energi 55 kal
Protein 1.4 gr ,Lemak 0.2 gr ,Karbohidrat 12.8 gr Kalsium 15 mg Fosfor 18 mg Vitamin A 0 SI Vitamin B1 0.04 mg Vitamin C 20 mg Besi 0.6 mg.
K adar energinya yang cukup rendah (55 kkal/100 g) memungkinkan bengkuang untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan yang baik bagi pelaksana diet rendah kalori dan penderita diabetes melitus.
Kandungan vitamin C yang cukup tinggi (20 mg/100 g), memungkinkan bengkuang digunakan sebagai sumber antioksidan yang potensial untuk menangkal serangan radikal bebas penyebab kanker dan penyakit degeneratif.
Olahan dari Bengkuang
A. Sebagai Bahan Rujak Manis
Bengkuang selain sebagai masker untuk mencerahkan kulit juga sering kali digunakan sebagai campuran dari rujak. Rasa bengkuang yang manis dan sensasi yang dingin membuat rasa pedas dari rujak hilang jika diberi bengkuang. Umbinya mengandung gula dan pati serta fosfor dan kalsium. Umbi ini juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 86-90%. Rasa manis berasal dari suatu oligosakarida yang disebut inulin. Bengkuang biasanya dikupas dan diiris untuk dijadikan campuran rujak manis.

B. Sebagai Keripik Bengkuang
Keripik adalah irisan buah atau umbi yang digoreng sampai kering dan garing. Keripik mempunyai kadar air terendah sehingga dapat disimpan lama. Keripik bengkuang dibuat dengan cara yang termasuk mudah yaitu dengan cara mengupas kulitnya lalu memotongnya tipis-tipis dan mengeringkannya dan yang terakhir yaitu menggorengnya hingga warnanya berubah agak kecoklatan. Meskipun cara pembuatanya tergolong sederhana dan cukup mudah, keripik bengkuang belum dikenal oleh masyarakat dan tidak tersedia di pasaran.

C. Sebagai Masker
Selain sebagai bahan pangan, umbi bengkuang secara tradisional juga sangat dikenal dalam dunia kecantikan, yaitu sebagai masker kecantikan untuk memutihkan dan menyegarkan kulit. Di kehidupan modern saat ini, masker bengkuang telah dipasarkan dalam bentuk bubuk atau pasta siap pakai.

Asal Usul Bengkuang
Bengkuang berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan terutama didaerah Mexico. Suku Aztec menggunakan biji tanaman bengkuang ini sebagai obat-obatan. Kemudian pada abad ke-17, Spanyol menyebarkan tanaman ini ke daerah Philipina sampai akhirnya menyebar ke seluruh Asia dan Pasifik. Tanaman ini masuk ke Indonesia dari Manila melalui Ambon, dan sejak saat itulah bengkuang dibudidayakan diseluruh negeri. Bengkuang sekarang ini lebih banyak dibudidayakan didaerah Jawa dan Madura atau didataran rendah.



Varietas Bengkuang
Varietas bengkuang gajah dapat dipanen ketika usia tanam memasuki empat sampai lima bulan. Varietas bengkuang badur memiliki waktu panen lebih lama. Jenis ini baru dapat dipanen ketika tanamannya berusia tujuh sampai sebelas bulan.

Dalam praktik budi daya, tanaman bengkuang sering ditanam di sela-sela tanaman lada. Hal ini dikarenakan akar tanaman bengkuang memiliki kemampuan untuk bersimbiosis dengan Rhizobium yang dapat menambat nitrogen dari udara.

Jumat, 26 Maret 2010

WMSD (Work-related Muscoskeletal Disorder)

WMSD (Work-related Muscoskeletal Disorder)

Definisi Kecelakaan Kerja
Pada dasarnya tidak ada definisi tentang kecelakaan kerja yang memuaskan banyak pihak, dalam kajian sosial budaya kecelakaan dianggap suatu kehendak Tuhan (act of God) (McCorinick, 1992), kecelakaan dianggap sebagai suatu kejadian yang spontan terlepas dan faktor-faktor lain. Namun seiring dengan berkembangnya pengetahuan kecelakaan yang diakibatkan oleh faktor-faktor lain selain Act of God ternyata memiliki proporsi yang lebih besar.

Permasalahan yang lazim terjadi dalam mendefinisikan kecelakaan adalah dalam hal hubungan antara kecelakaan dan konsekuensi dan terjadinya kecelakaan itu. Anggapan umum yang ada adalah konsekuensi dari kecelakaan adalah terjadinya kerugian secara langsung, padahal banyak kasus dimana suatu penyakit atau cedera yang terjadi bukan disebabkan oleh kejadian yang baru berlangsung namun merupakan akumulasi dan kecelakaan-kecelakaan kecil yang dialami saat dia bekerja di suatu lingkungan kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja. Definisi lain menyebutkan kecelakaan kerja sebagai kejadian yang tidak diinginkan tidak terencana, baik satu atau banyak kejadian yang berurutan diakibaikan oleh tindakan tidak amen atau kondisi tidak amen atau keduanya dan bisa jadi menghasilkan efek secara langsung atau tidak” (Brauer, 1995), dari definisi ini tergambar bahwa kecelakaan tidak selalu berhubungan dengan sesuatu yang efeknya langsung.

Definisi WMSD (Work-Related Musculo Skeletal Disorder)
WMSD (Work-Related Musculo Skeletal Disorder) suatu istilah yang ditujukan pada gangguan terhadap janingan tubuh yang diakibatkan oleh postur dan gerakan tubuh yang buruk, berulang, dipaksakan overuse) dan terakumulasi. Selain faktor diatas, WMSD dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan (vibrasi, suhu rendah).

Istilah WMSD biasa digunakan oleh pakar ergonomi dan insinyur Teknik Industri untuk gangguan yang diakibatkan oleh karaktenstik pekerjaan yang buruk, sedangkan CTD merupakan istilah yang digunakan kalangan medis (dokter, ortopedi) bila gangguan musculoskeletal (musculoskeletal disorder) telah menjadi penyakit (cumulative), pengetahuan tentang potensi WMSD diperlukan untuk menciptakan sistem kerja yang aman, nyaman, dan tetap sehat bagi penggunanya.

Berikut ini karakteristik dan WMSD:
• Proses mechanic dan fisiologis
• Berhubungan dengan intensitas kerja dan durasi pekerjaan.
• Akibat akan dirasakan dalam jangka waktu lama (minggu, bulan, tahun)
• Proses pemulihan memakan waktu lama
• Lokasi gejala sulit diidentifikasi dan tidak spesifik
• Jarang dilaporkan
• Multifaktor

Secara umum analisis terhadap pekerjaan (Task analysis) dan pengamatan terhadap gejala lampau lebih berarti dibandingkan pengamatan secara fisik, hal ini disebabkan WMSD merupakan akumulasi dan berbagai mikrotrauma yang diakibatkan overuse tubuh yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu

Beberapa Contoh Cumulative Trauma Disorder
Berikut ini beberapa contoh kasus CTD yang lazim terjadi (Safety & Health for Engineer);
• Trigger Finger: trauma dan nyeri terhadap jari-jari tangan yang biasanya diakibatkan oleh penggunaan jari yang berulang, pengoperasian spray gun, video games, kontrol mesin yang menggunakan satu atau lebih jam tangan dapat menyebabkan hal ini.
• Carpal Tunnel Syndrome: tekanan yang terjadi pada saraf pusat tangan yang diakibatkan pembengkakan tendon tangan, biasanya ditandai dengan rasa nyeri pada pegelangan, kaku pada jari, serta berkurangnya kemampuan bergerak jari-jari. Gejala ini biasa ditemui pada orang dengan aktivitas mengetik yang tinggi.
• Raynaud’s Syndrome: Gangguan ini biasa disebut white finger biasanya disebabkan oleh pengerutan pembuluh darah tangan, biasanya diakibatkan oleh tekanan yang tinggi pada telapak dan jaringan tangan, vibrasi yang tinggi pada alat-alat kontrol, modifikasi pada handel mesin dan peralatan diperlukan untuk mengurangi tekanan ini. Pemulihan dari gejala ini biasanya ditandai dengan adanya rasa terbakar pada tangan serta memerahnya tangan diakibatkan bergeraknya kembali aliran darah.
• Dequervain‘s disease : gangguan pada ibu jari yang diakibatkan mendekatnya tendon jari (otot abduktor), gangguan ini diakibatkan pekerjaan manual yang melibatkan pergerakan radial dan cara memegang yang salah
• Bursitis: setiap engsel tubuh memiliki jaringan disebut bursa, bursitis adalah peradangan pada jaringan ini
• Tendonitis: peradangan pada tendon
• Perimyotendonitis: peradangan pada jaringan sekitar tendon
• Tenosynovitis: peradangan yang diakibatkan penyempitan pelapis tendon (tendon sheath)
• Low Back Pain: gangguan pada tulang belakang bagian bawah diakibatkan oleh beban yang berat dengan postur yang buruk saat beraktifitas.
• Epicondylitis: gangguan ini disebabkan kombinasi gerakan pronasi tangan serta deviasi pada tulang hasta. Pekerja yang mengayunkan palu adalah contoh dari gerakan ini.
• Ganglion cysts: gangguan yang diakibatkan oleh pembengkakan sel saraf
• Rotator cuff: gangguan diakibatkan kerusakan pada pengikat sendi pundak (ligament), hal ini menyebabkan mekanisme pundak berubah, gejala yang dapat diamati adalah kesulitan seseorang mengangkat tangan sepanjang sisi tubuh

Faktor-Faktor Penyebab WMSD
Berdasarkan studi yang dilakukan secara klinik, biomekanika, fisiologi, serta epidemiologi (penyebaran penyakit pada populasi) (Amstrong & Chaffin, 1979) didapatkan kesimpulan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan WMSD:
II Faktor pribadi (Personal factors).
Kondisi dari seseorang yang dapat menyebabkan terjadinya WMSD, berikut ini hal-hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami WMSD:
• Rhematoid arthisis (penyakit rematik)
• Kelainan kelenjar endokrin
• Defisiensi Vitainin B-6
• Trauma akut
• Ukuran dan bentuk postur tubuh (antropometri)
• Kegemukan (obesitas)
• Usia dan gender

Konsep Percentile

Konsep Percentile

Dikarenakan adanya variasi yang sifatnya signifikan pada ukuran tubuh tiap individu, maka digunakanlah konsep rata-rata untuk memudahkan, bila dibandingkan dengan penggunaan konsep “Range”. Secara statistik, terlihat bahwa ukuran tubuh manusia pada suatu populasi tertentu akan terkonsentrasi pada suatu nilai tengah dan suatu bagian terkecil dari harga ekstrim akan berada di kedua sisi kurva distribusi. Karena tidaklah praktis untuk mendesain bagi seluruh bagian populasi, maka dilakukanlah pemilihan pada bagian tengah dari distribusi, dimana sebagian besar nilai terkonsentrasi.

Sebagian besar data anthropometri dinyatakan dalam bentuk persentil. Suatu populasi, untuk kepentingan studi, dibagi dalam 100 kategori persentase, diurutkan dari nilai terkecil sampai terbesar, pada suatu ukuran tubuh tertentu. Persentil pertama ukuran tubuh, sebagai contoh, menunjukkan bahwa 99% dari populasi yang diamati mempunyai tinggi di atas ukuran tersebut. Demikian juga nilai persentil ke-95 dari ukuran tinggi tubuh menunjukkan bahwa terdapat 5% bagian populasi yang memiliki tinggi yang sama atau lebih rendah. Pada dasarnya, persentil menyatakan persentase manusia dalam suatu populasi yang memiliki dimensi tubuh yang sama (atau lebih kecil) dari nilai tersebut.

Nilai persentil ke-50 dapat mendekati nilai rata-rata dari suatu kelompok tertentu, namun tidak berarti rata-rata orang memiliki nilai tersebut.

Apabila berbicara mengenai percentile, terdapat dua hal penting yang harus dipahami, yaitu: yang pertama, suatu nilai percentile anthropometry pada individu hanya mengacu pada satu ukuran tubuh saja, seperti tinggi tubuh atau tinggi duduk dan yang kedua, tidak ada seseorang yang disebut sebagai orang percentile ke-95 atau orang percentile ke-5. Tidak ada orang yang memiliki nilai persentil yang sama pada semua ukuran tubuhnya, karena tidak ada korelasi yang sempurna antar bagian tubuh. Seseorang yang memiliki nilai persentil ke-50 untuk tinggi tubuhnya dapat memiliki tinggi lutut pada persentil ke-40 atau panjang tangan pada persentil ke-60.

Pengertian Ergonomi

Pengertian Ergonomi
Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaannya.

Definisi ergonomi dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam fokus, tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:
1. Secara fokus
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.
2. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan sebagainya
3. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.

Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia.

Definisi mengenai ergonomi juga datang dari Iftikar Z. Sutalaksana (1979) yang mendefinisikan ergonomi sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana dkk, 1979).

Perkembangan Ergonomi
Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Sedangkan kata ergonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos (aturan/prinsip/kaidah). Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat dikenal istilah human factor atau human engineering. Kedua istilah tersebut (ergonomic dan human factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama-sama menekankan pada performansi dan perilaku manusia. Menurut Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang sama.

Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.

Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.

Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.

Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.

Beberapa pakar juga memberikan definisi mereka sendiri tentang ergonomi. Mc Cormicks dan Sanders (1987) membagi ergonomi ke dalam tiga pendekatan, yaitu:
1. Fokus Utama
Fokus utama ergonomi adalah mempertimbangkan manusia dalam perancangan benda kerja, prosedur kerja, dan lingkungan kerja. Fokus ergonomi adalah interaksi manusia dengan produk, peralatan, fasilitas, lingkungan dan prosedur dari pekerjaan dan kehidupan sehari-harinya. Ergonomi lebih ditekankan pada faktor manusianya dibandingkan ilmu teknik yang lebih menekankan pada faktor-faktor nonteknis.
2. Tujuan
Ergonomi mempunyai dua tujuan utama yaitu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan dan aktifitas-aktifitas lainnya serta meningkatkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan dari pekerjaan tersebut, termasuk memperbaiki keamanan, mengurangi kelelahan dan stres, meningkatkan kenyamanan, penerimaan pengguna yang besar dan memperbaiki kualitas hidup.
3. Pendekatan Utama
Pendekatan utama mencakup aplikasi sistematik dari informasi yang relevan tentang kemampuan, keterbatasan, karakteristik, perilaku dan motivasi manusia terhadap desain produk dan prosedur yang digunakan serta lingkungan tempat menggunakannya.

Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip fitting the task/the job to the man, yang artinya pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia. Hal ini menegaskan bahwa dalam merancang suatu jenis pekerjaan perlu memperhitungkan keterbatasan manusia sebagai pelaku kerja. Keadaan ini akan memberikan keuntungan dalam proses pemilihan pekerja untuk suatu pekerjaan tertentu. Mencari pekerja yang mampu menahan beban kerja yang berat bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Namun mengupayakan cara kerja lainnya yang mengurangi beban kerja sampai berada dalam batas kemampuan rata-rata, akan mempermudah kita dalam mencari pekerja yang sanggup melaksanakan pekerjaan tersebut.

Bidang kajian Ergonomi
Sesuai dengan definisi ergonomi yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa kajian utama dari ergonomi adalah perilaku manusia sebagai objek utama sesuai dengan prinsip fitting the task/the job to the man. Pada berbagai literatur terdapat perbedaan dalam menentukan bidang-bidang kajian ergonomi. Pada prinsipnya perbedaan tersebut hanya pada pengelompokkan perilaku-perilaku manusianya.

Berkaitan dengan bidang penyelidikan yang dilakukan, ergonomi dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan, yaitu:
1. Penyelidikan tentang Display.
Display adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan dan mengkomunikasikannya kepada manusia dalam bentuk angka-angka, tanda-tanda, lambang dan sebagainya. Informasi ini dapat disajikan dalam bentuk statis, misalnya peta suatu kota dan dapat pula dalam bentuk dinamis yang menggambarkan perubahan variabel menurut waktu, misalnya speedometer.
2. Penyelidikan tentang Kekuatan Fisik Manusia.
Dalam hal ini penyelidikan dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas manusia pada saat bekerja dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut. Penyelidikan ini juga mempelajari perancangan obyek serta peralatan yang disesuaikan dengan kemampuan fisik manusia pada saat melakukan aktivitasnya.
3. Penyelidikan tentang Ukuran Tempat Kerja.
Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan dimensi tubuh manusia agar diperoleh tempat kerja yang baik sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia.
4. Penyelidikan tentang Lingkungan Kerja.
Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas, seperti pengaturan cahaya, kebisingan suara, temperatur, getaran dan lain-lain yang dianggap mempengaruhi tingkah laku manusia.

Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut:
1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja.
2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.
3. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan sebagainya
4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.
5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya.

Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya.

Perancangan atau pengevaluasian sistem kerja dengan hanya memakai pendekatan salah satu bidang ergonomi tidak akan menghasilkan solusi yang optimal bagi manusia, bidang kajian ergonomi pada akhirnya terfokus pada perbaikan sistem kerja (SB Hutabarat, 1996) dimana pengertian sistem menurut pendekatan ergonomi yaitu suatu entitas yang keluar dengan membawa suatu tujuan. Bailey (1992) mengatakan bahwa konsep suatu sistem adalah:
1. Memiliki tujuan
2. Mengetahui apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
3. Mampu mendesain komponen untuk mencapai tujuan
4. Mengkoordinasikan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan, sehingga secara menyeluruh, pendekatan ergonomi terhadap karakteristik suatu sistem adalah bahwa sistem memiliki karakter-karakter sebagai berikut:
• Memiliki tujuan
• Memiliki hirarki, dalam arti bahwa jarang ditemukan suatu sistem bersifat independen, namun suatu sistem pada umumnya adalah bagian dan sistem lain yang lebih besar
• Beroperasi dalam suatu lingkungan yang justru dapat mempengaruhi performansi sistem itu sendiri

Ergonomi Anthropometri
Istilah antopometri berasal dari kata “Anthropos” yang berarti manusia dan “Metrikos” yang berarti ukuran. Secara definisi anthropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran, berat dan lain yang berbeda satu dengan lainnya (Wignjosoebroto,2003).
Selain itu, menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991), anthropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, yaitu: ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Anthropometri dibagi atas dua bagian, yaitu :
o Anthropometri Statis
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linear pada permukaan tubuh. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya adalah :
• Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang. Ada saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderung setelah 60 tahun.
• Jenis kelamin
Pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.
• Suku bangsa (etnis)
• Sosio ekonomi
• Konsumsi gizi yang diperoleh
• Pekerjaan
• Aktifitas sehari-hari juga berpengaruh.
o Anthropometri Dinamis
Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksakan kegiatannya.
Terdapat tiga kelas pengukuran antropometri dinamis, yaitu :
 Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktifitas.
Contohnya : dalam pengukuran performansi atlet.
 Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.
 Pengukuran variabilitas kerja.
Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer.

Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal :
Perancangan areal kerja (work station, interior, mobil, dll)
Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya.
Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja komputer, dll.
Perancangan lingkungan kerja fisik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometry akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya tersebut.

Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk atau Fasilitas Kerja
Data anthropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk atupun fasilitas kerja akan dibuat. Penerapan data anthropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) dari suatu distribusi normal.

Mengingat bahwa keadaan dan ciri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu sama lainnya maka terdapat tiga prinsip dalam pemakai data tersebut, yaitu : perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim, perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan,dan perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata pemakainya.
Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim.
Perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim ini terbagi atas dua yaitu perancangan berdasarkan individu terbesar (pada penelitian ini berdasarkan data anthropometri terbesar). Kedua adalah perancangan fasilitas berdasarkan individu terkecil (data anthropometry terkecil).
Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut bisa menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya.
Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakianya.
Prinsip ini hanya digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika kita menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi daripada untungnya; artinya hanya sebagain kecil dari dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan jika fasilitas tersebut dirancang berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan, tidak layak karena terlalu mahal biayanya (Sutalaksana, 1979).

Kamis, 25 Maret 2010

Pengertian Puisi

Pengertian Puisi
Puisi adalah pengekspresian pemikiran yang membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama (Pradopo 1987:7)

Perngertian puisi di atas mencakup arti cukup luas karena menafsirkan puisi sebagai hasil penjaringan penglaman yang dapat atau dialami oleh seseorang. Dan menyusunnya secara sistematis sebagai makna satu dan yang lainnya.

Dari pengertian di atas juga diartikan bahwa puisi merupakan karya seni yang erat hubungannya dengan bahasa dan jiwa. Tersusun dengan kata-kata yang baik sebagai hasil curahan lewat media tulis yang bersifat imajinatif oleh pengarangnya untuk menyoroti aspek kehidupan yang dialaminya.

Atas dasar itulah penulis mengemukakan bahwa puisi pada hakikatnya adalah curahan perasaan si penciptanya sehingga keberadaan suatu puisi tidak terlepas dari keberadaan pikiran, perasaan, dan lingkungan si penciptannya.

Jika seseorang menyelami sebuah puisi, berarti ia berusaha mencari siapa dan bagaimana keberadaan penciptanya atau penyairnya.Oleh sebab itu, mendeklamasikan puisi tidak lain dari mengepresikan makana sesuai dengan cita rasa penyairnya.

Ditinjau dari pendekatan intuisi, puisi merupakan hasil karya yang mengandung pancaran kebenaran dan dapat diterima secara universal. Karenanya, karya puisi sangat dekat dengan lingkungannya, mudah diketahui bahkan sudah diketahui dan bukan sebaliknya menimbulkan keanehan atau bahkan kekaburan (Pradopo 1987:8).

Penjelmaan kembali suatu peristiwa yang tercurah lewat karya tulis puisi merupakan proses imajinasi yang matang yang berhasil lahir dengan energik dan alami.Untuk memberikan batasan pada puisi sangatlah sukar dilakukan secara pasti. Puisi mempunyai rangkaian unsur-unsur yang apabila salah satunya hilang atau terlepas, maka akan mengurangi makna universal yang terkandung dalam sebuah puisi.

Adapun unsur-unsur yang dimaksud dalam puisi terebut sebagai berikut :
1. Tema
Unsur penting dalam puisi adalah tema atau makna utuh, yaitu apa yang dimaksud dengan keseluruhan pusis adalah mengandung keseluruhan makna yang bulat. Makna keseluruhan dalam puisi itu timbul sebagai akibat pengungkapan diksi (imaji, kias, ligas, simbolik), bunyi disamping bentuk penyajiannya. Tema dalam puisi merupakan sumber dari pengungkapan gagasan pokok puisi (Pradopo 1987:12).
2. Rasa
Yang dimaksud dengan rasa dalam puisi adalah sikap penyair dalam pokok persoalan yang terdapat dalam puisinya.
3. Nada
Yang dimaksud dengan nada puisi adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karya ciptanya.
4. Amanat
Penyair disamping mengemukakan pendapt, mencurahkan perasaannya mungkin juga ingin menyampaikan sesuatu amanat kepada pembaca. Amanat itu ada kalanya dikemukakan secara tersurat, tetapi ada juga yang dikemukakan secara tersirat.
5. Gaya Bahasa
Yang dimaksud gaya bahasa dalam puisi adalah gaya bahasa yang intensif dan mampu memberi irama tersendiri dalam penulisan puisi, yang bersifat konsentrasi dan intensifikasi.
6. Bunyi dan Irama
Irama dalam puisi adalah gerakan biasa yang sederhana, seperti yang terjadi pada ombak-ombak lautan atau hati insaniInilah unsure-unsur puisi yang bias engantar imajinasi pembaca untuk melakukan batasan-batasan tertentu dalam memaknai sebuah puisi.

Sebagai contoh dari ungkapan sebuah puisi yang energik, menggambarkan bentuk diri dan lingkungan penyairnya yang telah diungkapkan kedalam makna ketinggian imajinasi sebagai suatu bentuk puisi yang lahir dari perasaan dan pikiran oleh pengarangnya.

Penggambaran ungkapan tersebut dapat dikemukakan pada sebuah puisi Chairil Anwar “AKU” sebagai berikut :

AKU

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalan
Dari kumpulan terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang-menerjang

Luka dan bias kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih

Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

(Jabrohim (Ed).2002:12)

Ungkapan, luapan perasaan di atas merupakan intuisi yang mengandung pernyataan ketinggalan dalam berbagai pengertian yang lahir secara alami dan enerjik melalui hasil perpaduan perasaan dan pemikiran pengarangnya dengan berdasar pada pengalaman yang telah dialaminya.

Pencurahan segala cita rasa di dalam sebuah puisi menggunakan berbagai alat dan cara : pemugaran, sindiran, pilihan kata yang padat berisi dan dipadu pada irama bunyi pilihan.

Dalam memahami sebuah puisi yang terpenting juga mengenal latar belakang penyair, masyarakat, budaya, dan latar belakang terciptanya sebuah puisi tersebut. Oleh karena itu dalam memahami bacaan puisi perlu mengembangkan imajinasi dan penalaran yang akurat terhadap hal-hal yang telah disebutkan di atas.

Pengenalan Bacaan puisi
Seseorang sering membaca puisi baik secara langsung maupun melalui media gambar gerak seperti film, televisi, vidio atau mendengarkan melalui radio.

Ada bermacam-macam kategori seseorang dalam mengekspresikan sebuah puisi, yang pertam adalah orang yang membaca puisi hanya sekedar membaca yang disertai dengan gerak-gerak/mimic tetapi ia tidak mengetahui apa yang sedang di bacanya. Yang kedua adalah tahu membaca dan tahu yang dibacanya. Yang ketiga adalah pembaca memahami dan turut menikmati/merasakan cita rasa puisi. Selanjutnya mengekspresikan puisi dalam bentuk deklamasi (Pradopo 1987:9)

Analisa mengenai baca puisi oleh Junaedie, membagi 6 kategori, yakni :
1) Baca biasa
Baca biasa dimaksudkan adalah membaca puisi tanpa mempertimbangkan bagaimana seharusnya atau selayaknya baca puisi, apa isinya, apa amanah penyairnya dan sebagainya.Membaca biasa,biasanya orang tidak terlalu terbebani. Salah satu keuntungan membaca biasa ini adalah menumbuhkan kebiasaan seseorang mengepresiasi puisi. Disinilah salah satu tujuan membaca biasa.
2) Baca vokalis
Baca vokalis adalah pelafalan suatu puisi dengan fonem-fonem secara sempurna dan tepat. Sempurna dimaksudkan bawha fonem-fonem dilafalkan sesuai dengan hakekatnya melalui analisa yang dalam sehingga terdengar sebagaimana mestinya. Tepat dimaksud di sini bahwa fonem-fonem adalah hasil dari alat ucap yang bersangkutan.
3) Baca gramatikal
Dimaksudkan baca puisi yang memperdulikan factor-faktor gramatikalnya seperti tanda baca, kelompok kata atau prase.
4) Baca puitis
Dimaksudkan adalah dengan memperhatikan unsur-unsur seperti irama, intonasi, keseimbangan. Tanpa memperdulikan hal-hal tersebut di atas maka bacaan terdengar hambar dan tidak membuat seseorang tergugah perasaannya.
5) Deklamasi puisi
Adalah penampilan (baca) puisi secara ekspresif. Untuk penampilan yang ekspresif ini mutlak didukung oleh penglapalan fonem yang tepat dan sempurna. Bacaan gramatikal yang tepat, bacaan puitis yang baik, penghayatan serta pemahaman yang baik terhadap isi puisi yang dibawakan.
6) Dramatisasi puisi
Dramatisasi puisi dapat diartikan melakukan atau melakonkan sesuatu sehingga makna ataupun maksud puisi menjadi jelas. Puisi-puisi yang dilakonkan atau didramakan ditampilkan didepan khalayak ramai sebagai penonton. Dalam pelakonan tersebut orang yang melakonkan harus sejalan dengan pelakon yang lain dalam artian harus ada kekompakan.Akibatnya,bentuk dramatisasi puisi Berwujud sebagai fragmen atau drama dimana kerja kelompok sangat diperlukan (Pamela, 2004 : 14).

Kegiatan membaca puisi (poetry reading) mulai populer sejak hadirnya kembali WS. Rendra (Alm) dari kelananya di Amerika Serikat. Agar Anda dapat membaca puisi dengan baik perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Interpretasi ( penafsiran )
Untuk memahami sebuah puisi kita harus dapat menangkap simbol-simbol atau lambang-lambang yang dipergunakan oleh penyair. Bila kita salah dalam menafsirkan makna simbol/lambang, kita dapat salah dalam memahami isinya.
2. Teknik vokal
Untuk pengucapan yang komunikatif diperlukan penguasaan intonasi, diksi, jeda, enjambemen, dan lafal yang tepat.
3. Performance ( penampilan )
Dalam hal ini pembaca puisi dituntut untuk dapat memahami pentas dan publik.

Pembaca puisi juga dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan. Berani menatap penonton dan mengatur ekspresi yang tidak berlebihan. Selain itu, pembaca puisi harus memperhatikan pula irama serta mimik. Mimik merupakan petunjuk apakah seseorang sudah benar-benar dapat menjiwai atau meresapkan isi puisi itu. Harmonisasi antara mimik dengan isi (maksud) puisi merupakan puncak keberhasilan dalam membaca puisi.

Ingatlah tidak setiap puisi dapat dibaca (dilisankan) tanpa menempatkan tanda tafsir pengucapannya terlebih dahulu. Adakalanya Anda menemui deretan baris atau bait yang satu dengan yang lain mempunyai jalinan pengucapan atau ada pula yang secara tertulis terpisah, sehingga perlu jeda. Bila Anda kurang tepat dalam memberi jeda, akan dapat mengaburkan maknanya.

Seorang penyair mempunyai beberapa kiat agar puisinya dapat dicerna atau dinikmati pembaca. Penyair kerap menampilkan gambar angan atau citraan dalam puisinya. Melalui citraan penikmat sajak memperoleh gambaran yang jelas, suasana khusus atau gambaran yang menghidupkan alam pikiran dan perasaan penyairnya.

Perhatikan kutipan sajak Amir Hamzah berikut ini:
Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara di balik tirai
Dalam puisi di atas citraan penglihatan yang terasa ada dalam angan-angan pembaca. Pembaca seolah melihat sosok wanita rupawan yang mengintai dari balik tirai.

Di samping citraan/imajinasi visual (yang menimbulkan pembaca seolah-olah dapat melihat sesuatu setelah membaca kata-kata tertentu), terdapat pula imajinasi lain, seperti imajinasi auditory (pendengaran), imajinasi articulatory (seolah mendengar kata-kata tertentu), imajinasi alfaktory (seolah membau/mencium sesuatu), imajinasi organik (seolah Anda seperti merasa lesu, capek, ngantuk, lapar, dan sebagainya).

Setelah Anda dapat menafsirkan lambang-lambang dalam puisi, untuk mewujudkan keutuhan makna, Anda dapat lakukan langkah parafrasa puisi, memberi tanda jeda, serta tekanan atau intonasinya.

Yang perlu diingat bahwa dalam mencoba memahami sebuah puisi perlu memperhatikan judul, arti kata, imajinasi, simbol, pigura bahasa, bunyi/rima, ritme/irama, serta tema puisi.

Kata Simbol
Barthes (dalam Scholes, 1976 : 155) menyatakan bahwa “simbolik merupakan lapangan dari tema yang dalam kritik Anglo – Amerika biasanya diartikan sebagai ide atau ide-ide di sekitar karya yang dibangun “ (Halliday dkk, 1992 : 13).

Simbol adalah alat yang paling efektif untuk membangkitkan pikiran dan perasaan. Symbol dapat berupa benda konkret, orang, tempat, tingkah laku yang dimaksudkan bagi suatu sifat atau konsepsi atau peristiwa yang terjadi atau ada dalam kehidupan faktual manusiawi (Sweetkind, 144-145 dalam Halliday dkk, 1992 : 30). Sedangkan menurut Kamus Istilah Sastra, “ Simbol / lambing adalah gambaran konvensional yang diterima dan dipahami secara luas (Zaidah dkk, 1991 : 73).

Berdasarkan konsepsi di atas dapat disimpulkan bahwa makna symbol adalah gambaran konvensional yang diterima dan dipahami secara luas, dan berwujud benda konkret untuk mewakili substansi di luar dirinya serta hal yang ditunjuk tidak bersifat membandingkan. Oleh karena itu, peneliti dalam menganalisis symbol berpegang pada konsepsi tersebut, sehingga dalam pengumpulan dan penganalisisan data lebih akurat.

Penggunaan istilah simbol menyaran pada suatu perbandingan yang bisa berupa banyak hal dengan tujuan estetis, mampu mengkomunikasikan makna, pesan, dan mampu mengungkap gagasan. Keberadaan simbol dalam puisi atau karya sastra pada umumnya akan memberikan sumbangan kekuatan makna. Beberapa kalangan berpendapat bahwa fungsi pertama simbol (metafor) adalah menyampaikan pengertian, pemahaman. Ekspresi yang berupa ungkapan- ungkapan tertentu sering lebih tepat disampaikan dalam bentuk metafor daripada secara literal. Metafor erat berkaitan dengan pengalaman kehidupan manusia baik bersifat fisik maupun budaya.” Kode simbolik lebih mengarah pada kode bahasa sastra yang mengungkapkan suatu hal dengan hal lain.

Bagan struktur puisi adalah unsur pembentuk puisi yang dapat diamati secara visual. Unsur tersebut meliputi bunyi, kata, larik atau baris, bait, dan tipografi yang biasanya merupakan unsur yang tersembunyi di balik apa yang diamati secara visual. Sedangkan lapis makna adalah unsur yang tersembunyi di balik bangun struktur dan biasanya sulit dipahami.

Kata dalam puisi dapat dibedakan, antara lain:
1. Lambang, yakni jika kata-kata itu mengandung makna seperti dalam kamus (makna leksikal) sehingga acuan maknanya tidak merujuk pada berbagai macam kemungkinan lain (makna denotative).
2. Utterance/indice, yakni jika kata-kata mengandung makna sesuai dengan keberadaan dalam konteks pemakaian.
3. Simbol, yakni jika kata-kata mengandung makna ganda (makna konotatif) sehingga untuk memahamainya seseorang harus menafsirkannya (interpretatif) dengan melihat bagaimana hubungan makna kata tersebut dengan makna kata lainnya (analisis konstektual), sekaligus berusaha menemukan fitur semantisnya lewat kaidah proyeksi, mengembalikan kata ataupun bentuk larik (kalimat) ke dalam bentuk yang lebih sederhana lewat pendekatan parafratis.

Lambang dalam puisi mungkin dapat berupa kata tugas, kata dasar, maupun kata bentukan. Adapun kata simbol dibedakan antara lain :
1. Blank Symbol, yakni jika simbol itu, meskipun acuan maknanya bersifat konotatif, pembaca tidak perlu menafsirkannya karena acuan maknanya bersifat umum, misalnya “tangan panjang”.
2. Natural Symbol, yakni jika simbol itu menggunakan realitas alam, misalnya :hutan kelabu dalam hujan”.
3. Private Symbol, yakni jika simbol itu secara khusus diciptakan dan digunakan pernyairnya, misalnya “aku ini binatang jalang”.

Istilah lainnya adalah pengimajian (yakni penataan kata yang menyebabkan makna-makna abstrak menjadi konkret dan cermat) dan pengiasan (yakni pengimajian dengan menggunakan kata-kata kias sehingga menimbulkan makna yang lebih konkret dan cermat). Kekonkretan dan kecermatan makna kata-kata dalam puisi membuat pembaca lebih mampu mengembangkan daya imajinasinya sekaligus mengembangkan daya kritisnya dalam upaya memahami totalitas makna suatu puisi.

Agar mampu mengapresiasi puisi dengan baik, pembaca tidak cukup menghafal konsep-konsep di atas, tetapi juga harus terampil mengidentifikasi ragam kata dalam puisi, terampil menentukan makna katanya, dan terampil menghubungkan makna kata yang satu dengan yang lainnya.

Pengajaran Apresiasi Puisi Di Sekolah
Apresiasi sastra adalah penafsiran kualitas karya sastra serta pemberian nilai yang wajar padanya berdasarkan pengamat dan pengalaman yang jelas, sadar serta kritis (Pradopo 1987 : 4). Paling tidak ada tiga macam fungsi pengajaran sastra yang lain, yaitu ideologis, fungsi cultural dan fungsi praksis ( Sutrisno dkk, 1991 : 47).

Apresiasi sastra ialah menggauili cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra (Hamid, 1989 : 18).

Boullatet (2007 : 28) mengatakan bahwa apresiasi sastra adalah penghargaan terhadap karya sastra yang didasarkan pada pemahaman. Dari beberapa batasan yang dikemukakan oleh para ahli yang kesemuannya memiliki makna yang sama, merupakan dasar dalam pembahasan pengajaran apresiasi sastra di sekolah.

Pengajaran apresiasi puisi bukanlah sekedar memindahkan pengetahuan guru pada muridnya melainkan mengajak anak didiknya untuk berpacu dalam berkarya, berimajinasi, mengajak peserta didik berfantasi, mengajak peserta didik untuk mencipta bukan mengikutinya. Ketidak mantapan pengajaran apresiasi sastra pada umumnya apabila siswanya hanya dapat menyebut judul buku nama pengarangnya saja.

Banyak siswa yang menempuh jalan pintas dengan mengandalkan pengetahuan hafalan tentang judul, nama pengarang, dan ikhtisar ini buku melalui ikhtisar sastra saja, puisi sebagaimana yang telah digambarkan dalam kurikilum 1994, siswa diharapkan memiliki cara yang tepat untuk mengekspresikan puisi pada khususnya dan sastra pada umumnya. Dengan demikian , dapat mengasah kepekaan mereka baik dari segi emosional, imajinatif dan estetik, serta enerjik.

Masalah pokok yang tidak pernah lepas sejak tahun ditetapkannya kurikulum 1984 hingga 1998 adalah masalah mengajar apresiasi sastra karena dirasakan tidak memenuhi harapan (Ras, 1984 :61-66).

Sehubungan dengan pengajaran apresiasi puisi, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu guru, siswa, puisi (Halliday dkk, 1992 : 29). Suatu asumsi yang kuat bahwa besar kecilnya minat dan apresiasi siswa terhadap puisi sangat ditentukan oleh sikap dan cara guru menyajikannya maka yang sangat penting adalah membekali guru-guru dengan beberapa pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan pengajaran apresiasi baca puisi di sekolah.

Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan intisari dari teori yang telah dikembangkan untuk kemudian digunakan untuk perumusan suatu kesimpulan dari penelitian. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variable berdasarkan pembahasan teoritis.

Sesuai dengan jenis penelitian yang kualitatif maka kerangka berpikir yang dipakai penulis terletak pada kasus yang selama ini dilihat dan diamati secara langsung. Pada bagian ini akan diuraikan hal apa yang akan disajikan penulis dalam menemukan data dan sumber informasi penelitian guna memecahkan masalah-masalah yang telah dipaparkan. Untuk itu penulis menguraikan secara berurutan landasan berpikir apa yang akan dijadikan pegangan dalam penelitian.

Landasan berpikir yang dimaksud adalah :
a. Puisi adalah suatu karya sastra yang terdiri dari berbagai bentuk pemahamannya yang sarat akan bahasa symbol dalam pemilihan katanya sehingga dalam memahami makna yang terkandung di dalamnya diperlukan perenungan dan analisis yang dalam dan berulang.
Untuk memahami bentuk-bentuk kata simbolik puisi, maka siswa perlu memahami konsep yang ada mulai dari definisi dan kelaziman symbol yang sering digunakan dalam bahasa puisi, hingga makna yang tersirat di balik keseluruhan struktur penggunaan kata dalam puisi tersebut.
b. Kemampuan penafsiran merupakan konsep dasar dalam memahami makna simbolik puisi.

Untuk dapat mengukur aspek tersebut pada siswa maka digunakan instrument ukur yang nantinya akan memperlihatkan kemampuan siswa secara kualitatif tentang kemampuan pendalaman konsep puisi dan penafsiran makna simbolik yang terinterpretasi oleh siswa. Beranjak dari situ maka hasil dari pengujian terhadap siswa tersebut akan menjadi dasar pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini

Rabu, 24 Maret 2010

Konsep Manajeman

Konsep Manajeman
1. Pengertian Manajeman.
Banyak para ahli yang berusaha untuk memberikan definisi atau batasan tentang manajeman. Batasan yang mereka kemukakan tidaklah sama dan dibawah ini beberapa definisi tentang pengelolaan (manajeman) dari beberapa ahli:
Menurut G.R Terry sebagai mana dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan (1990 : 3), bahwa:
Manajeman untuk menentukan serta serta mencaspai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan sumber-sumber lainya dan Manajeman merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan.
Menurut Sondang P Siagian sebagaimana yang dikutip oleh Hasibuan (1990:5)< bahwa : “Manajeman adalah kemampuan serta keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangaka mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain”.
Menurut Manulang (1989:17), bahwa :
Manajeman merupakan serangkain kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya didalam mengatur dan mendayagunakan Sumber Daya Manusia sarana dan prasarana, untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien.

Jika memperhatikan pengertian manajeman (pengelolaan) diatas memang terhadap perbedaan, tetapi pada dasarnya para ahli menemukakan inti masalah yang sama. Perbedaannya hanya sifat gradual (sedikit) saja dan disebabkan oleh perbedaan latar belakang penulis, keaadan dan sudut penalaran yang dilakukan.

Namun dapat disimpulkan bahwa dalam manajeman itu harus terdapat unsure-unsur : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, evaluasi dan pengembangan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan Sumber Daya Manusia dan sumber daya lainnya.

2. Persfektif Manajaman Pendidikan Luar Sekolah.
Bagian berikut memaparkan jaringan kerja dari manajeman Pendidikan Luar Sekolah. Manajeman Luar Sekolah terdiri dari lima subsistem yaitu : (1) Tujuan, jangka pendek dan jangka panjang (2) Stuktur, yaitu tugas yang harus dikerjakan serta pembagian informal serta koordinasinya (3) Psikososikultural, perilaku perorangan dan motivasi, grup dinamik, budaya, dan perilaku politik (4) Teknik, teknik untuk mentrasformasikan program yang dibutuhkan serta gagasan kedalam kursus, Workshop, seminar dan lain-lain (5) manajerial, merupakan hal yang paling mendasarkan dan upaya untuk mengkoordinasikan subsistem dalam upaya mencapai tujuan, merencanakan sturktur, mengimplementasikan kebijakan, memfasilitasi dinamik kelompok dari lembaga, menetapkan proses pengawasan. Kelima subsistem itu merupakan dasar dari perencanaan dan mengimplementasikannya.

Sistem manajerial merupaka sasaran utama dari pembahasan mengenai pengelola. Untuk hal itu akan dibahas beberapa factor utama yang berhubungan dengan pengelola itu.

Terdapatempat tugas Pendidikan Luar Sekolah yaitu pemograman, Staffing, pe,biayaan, dan pemasaran. Keempat tugas itu dilaksanakan dengan menyelenggarakan tiga fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasiann dan evaluasi. Pelaksanaan fungsi manajemen itu harus pula didasarkan kepada keadaan social masyarakat meliputi keluarga dan organisasi kemasyarakatan lainnya, masyarakat dan sisterm belajar manusia.

Literatur mengenai pengelolaan Pendidikan Luar Sekolah memiliki banyak keragaman dalam fungsi dan peranannya. Secara umum fungsi pengelolaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, Staffing, kepemimpinan dan pengawasan (Langerman dan Smith, 1979). Tugas manajerial yang isinya membuat tugas yang harus dikerjakan dibedakan dengan fungsi (langkah-langkah dimana tugas dipenuhi dan diakses). Kepemimpinan tidak dimasukkan pada salah satu tugas maupun fungsi karena dijalankan oleh semua staf. Evaluasi mengartikan pengawasan karena evaluasi dilakukan secara bersama, dengan asumsi tidak dibedakan secara legal antara bawahan yang biasanya menjadi bagian utama pada pengawasan.

3. Tugas Pokok pada Manajemen Pendidikan Luar Sekolah
Terdapat empat tugas pokok pada manajemen Pendidikan Luar Sekolah yaitu Programing, Pembiayaan, Staffing dan pemasaran. Keempat tugas itu didukung berdasarkan prioritas. Tugas yang paling utama yaitu Programing, yang merupakan tujuan utama dari manajemen Pendidikan Luar Sekolah. Pembuatan program dilakukan oleh staf dan semuanyan menjadi mungkin berjalan dengan dukungan pembiayaan, pemasaran, yang merupakan bagian akhir dan suatu proses manajemen, membutuhkan kepemimpinan yang kreatif dari suatu program luar sekolah dalam upaya untuk mempromosikan kegiatan, yang umumnya didukung dengan penbiayaan yang terbatas.

Pemograman, program dapat dikatakan merupakan puncak segalanya, yang membentuk image tentang sebuah organisasi sertan menjadi dasar untuk pengembangan keputusan serta dukungan. Progran juga yang kemudian menjadi dasar adanya produktifitas yang merupakan identitas dari sebuah organisasi. Pada sisi lain dibutuhkan staf yang memiliki responsifitas yang tinggi, program yang berkualitas akan memberikan dukungan pada lembaga keluarga serta menjamin keberadaannya yang sehat, mendapat dukungan serta memiliki keberhasilan.

Seorang pembuat program mempunyai tugas yang berbeda dengan angora lain. Seorang manajer luar sekolah mempunyai kewajiban pada peserta pendidikan luar sekolah untuk memberikan arah serta landasan filosofis yang sesuai menjadi progranning. Setiap program hendaknya mmemiliki jaminan (1) mencerminkan misi dari unit pendidikan luar sekolah dan unit keluarga, (2) diprogramkan dan dilaksanakan sesuai dengan tahapan pendidikan yang dilaksanakan, (3) meninjukan kualitas pada tahapan dimana program dilaksanakan. Untuk tujuan ini manager hendaknya memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan penjajakan kebutuhan dari setiap peserta didik yang pada hakikatnya sangat beragam, menyertakan peserta didik dalam membuat keputusan, membuat perencanaan dan mengevaluasi proses pengembangan kemampuan menciptakan dari peserta didik, serta puncak dari segalanya harus benar teori dan praktek dari pendidikan luar sekolah.

Staffing, selama manajemen diartikan ketercapaian program lembaga dengan bekerja efektif dan efesien orang-orang, maka keberhasilan manajemen sepenuhnya hanya tergantung pada penampilan staf. Fungsi dari Staffing terdiri dari perekrutan, pengenalan, perkenalan, pengembangan dan menghasilkan staf yang baik. Dalam hubungannya dengan programming sebagai inti dari suatu lembaga, Staffing tidak kalah pentingnya sebagai fungsi inti. Sesuai dengan sifatnya dari pendidikan luar sekolah yang sepenuhnya bertumpu pada kekuatan masyarakat dan orang-orang keberadaan staf yang bersifat poluntir menjadi cirri utamanya.

Staf yang handal harus didasarkan pada kemampuan yang tinggi dan keahlian. Untuk mendapatkan persyaratan ini manager harus mengembangkan kepemimpinan dan kekuatan yang berada pada dirinya. Pemberdayaan dankemampuan mengembangkan diri sesungguhnya menjadi cirri pula bagi pendidikan luar sekolah. Dengan berdasar pada kekuatan ini maka penciptaan kemampuan staf yang berkeahlian dan ekslance. Hampir semua manager lebig banyak mengkonsentrasikan diri pada otoritas, sedangkan yang diharapkan dari seorang manjer yang bijaksana mengembangkan kemampuan kepemimpinan staffnya.

Manajer harus pula membina kemampuan staff dalam mengembangkankepribadian dari profesionalnya dengan cara menggabungkan antara kemampuan pembelajaran diri dan membaca. Keterlibatan dalam peretemuan ilmiah dan ketertiban dalam lembaga professional. Kepaduan ini dapat memadukan antara dunia luar dan pengembangan gagsan baru, sesuai dengan peningkatan kemampuan berfikir dan intropeksi.

Pembiayaan, kepedulian dari organisasi berikutnya yaitu pencarian sumber-sumber untuk pembiayaan. Pembiayaan ini bersumber dari pungutan yang diperoleh dari peserta belajar sampai pada grand dan pembiayaan yang bersumber dari pemerintah. Manajer dalam hubungan ini bertanggungjawab dalam menjamin pembiayaan yang penuh sesuai dengan organisasi serta tujuan yang dilaksanakan.

Pemasaran, pemasaran merupakan kajian baru pendidikan luar sekolah. Kejadian umum yaitu kegagalan dari manajer dalam mengenali sumber unsure sector non profit seperti halnya pendidikan luar sekolah. Kunci dari keberhasilan dalam memperoleh dukungan dana untuk kepentingan penunjangan dan sector non profit yaitu dengan menyelenggarakan pelayanan yang maksimum terutama bagi klien yang menjadi andalan program pendidikan luar sekolah terutama dilihat dari vilsavat yang dikembangkannya yaitu memberikan informasi yang lengkap, merangsang (Stimulate) dan memenuhi kebutuhan peserta didik dan orang tua sebagai klien. Pemasaran tidak terbatas pada pengguna dari instansi khusus maupun hanya untuk kepentingan individu. Sikap ini hebdaknya dikembangkan secara luas dikalangan lembaga penyelenggaraan pendidikan setiap orang yang merasa peduli dengan pemasaran harus mulai pemikiran dalam upaya memenuhu kepentingan klien. Staf yang bertugas hendaknya melaksanakan dialog dan melakukan perencanaan bersama dengan peserta didik agar tetap terjamin komunikasi yang saling menguntungkan, peningkatan dan evaluasi yang berkesinambungan dalam upaya pemenuhan kebutuhan setiap pihak.

4 Fungsi-fungsi manajemen.
Antara kepemimpinan dan manajemen sering dianggap sama oleh sementara orang namun diantara keduanya terdapat perbedaan. Adapun persamaannya adalah berkaitan dengan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang atau pihak lain. Aakeduanya menggunakan prinsif-prinsif dan pendekatan hubungan kemanusiaan. Sedangkan perbedaan antara kepemimpinan dan pengelolaan (H.D. Sudjana, 1992: 15) adalah :
Pertama, kepemimpinan merupakan konsep yang lebih luas daripada manajemen. Manajemen merupakan upaya penerapan kepemimpinan dalam situasi yang khusus yaitu dalam organisasi.

Kedua, dalam kepemimpinan tidak diisyaratkan adanya tujuan organisasi sedangkan di dalam manajemen tujuan organisasi menjadi syarat utama.

Ketiga, kepemimpinan dapat terjadi di dalam situasi apapun dan kapanpun, sedangkan pengelolaan hanya terjadi dalam situasi berorganisasi, namun kepemimpinan dan manajemen saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya serta keduanya mempunyai persamaan dan perbedaan baik fungsi maupun dalam penerapannya.

Dari berbagai definisi kepemimpinan, Harsey dan Blanchard seperti dikutip (D. Sudjana, 1992: 15) menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiata seseorang atau kelompok dalam situasi tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan manajemen pada hakikatnya berfungsi melakukan kegiatan yang perlu, guna mencapai tujuan yang telah ditentukan lebih dulu. Dalam proses tersebut terdapat sejumlah fungsi yang perlu dilaksanakan supaya tujuan tercapai secara efektif dan efesien.

Pendidikan luar sekolah dikenal dengan sebutan Continuing Education. Tujuan dari keberadaan berbeda dari suatu lembaga pada lembaga yang lain. Akan tetapi pada akhirnya tujuan lembaga yang berhubungan dengan pendidikan luar sekolah sangat berkaitan dengan bagaimana efektifitas dalam mencapai tujuan. Bila setiap orang mempunyai urusan yang sama untuk mencapai tujuan, pada akhirnya ketercapaian tujuan ini sangat tergantung pada keberadaan manajer yang secara khusus dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, dan mengevaluasi setiap kegiatan lembaga dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Manajer setiap saat harus siap untuk bersaing dalam upaya menyelenggarakan kegiatan yang diperlukan. Untuk tujuan ini manajer harus menyelenggarakan antar hubungan melalui proses yang rumit. Pendekatan manajer yang mendasar pada personal lebih banyak dilakukan dengan berdasar pada pertimbangan filosofis dalam upaya untuk perencanaan, pengorganisasian, dan mengevaluasi pengalaman belajar bagi peserta belajar di luar sekolah.

Manajemen ialah seni dan ilmu dalam upaya untyk mencapai tujuan organisasi-organisasi. Dalam beberapa segi manajemen berbeda dengan administrasi karena yang terakhir ini lebih menekankan pada keterselenggaraan tugas dibandingkan dengan melakukan kerjasama dengan organisasi-organisasi. Literatur yang berhubungan dengan PLS sering menggunakan istilah manajemen dengan administrasi secara bergantian. Akan tetapi pada kepustakaan yang terakhir istilah manajemen yang paling banyak dipergunakan. Istilah lain yang banyak dipergunakan untuk menggantikan istilah manajemen yaitu kepemimpinan, akan tetapi kepemimpinan tidak terlalu banyak memiliki perhatian pada pengelola organisasi. Kepemimpinan adalah kapasitas untuk mengembangkan harapan anggota. Jadi kepemimpinan harusnya menjadi kepedulian dari semua anggota dalam organisasi.

Walaupun terdapat banyak variasi mengenai manajemen, namun terdapat tiga fungsi utama manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian dan evaluasi. Ketiga fungsi ini seringa dilihat sebagai suatu yang linear, yaitu perencanaan sebagai awal dari fungsi manajemen serta evaluasi berada pada perencanaan dan pengorganisasian. Pada pemikiran lain ketiga fungsi ini berlangsung secara stimulant, dinamis dan saling menunjang satu dengan yang lainnya. Dalam hubungan ini perencanaan tidak senantiasa diakhiri dengan pengorganisasian serta evaluasi tidak selalu berada diujung perencanaan dan pengorganisasian.

Agar lebih jelas sebagai bahan pertimbangan mengenai fungsi manajemen terdapat berbagai pendapat yanjg diungkapkan oleh beberapa ahli diantanranya :
a. Luther M. Gullick yang dikutip oleh (Sudjana,1992: 35) merinci enam fungsi manajemen yang dapat disungkat menjadi POSDCORB yaitu : planning, organizing, staffing,coordinating, refoting, budgeting
b. George R Terry yang dikutip oleh Sudjana (1992: 36) merumuskan empat fungsimanajemen dengan singkatan POAC yaitu : Planning, Organizing, actuating dan controlling.
c. Sebagian sebagaimana yang dikutip oleh Sudjana (1992: 37) mengemukakan lima fungsi manajemen kelima fungsi itu adalah : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan penilaian.

Dengan melihat rumusan tersebut diatas nampak berbeda klasifikasi yang ditampilkan, akan tetapi dalam tulisan ini penulis akan mengambil fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut :
1). Perencanaan.
Perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang merupakan langkah awal dari suatu kegiatan, sehingga dengan demikian perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak untuk dapat melaksanakan manajemen seperti yang dikemukakan oleh Suherman dan kawan-kawan yang dikutif oleh Sudjana (1992: 41). Bahwa “perencanaan adalah suatu penentuan urutan tindakan perkiraan biaya serta penggunaan waktu untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas data dengan memperlihatkan prioritas yang wajar dengan efesien untuk tercapai tujuan “.

Sedangkan George R, Terry, dikemukakan oleh Hasibuan (1990: 95) bahwa: “perncanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan ditingkatkan dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan”.

Setiap program PLS memiliki tujuan tertentu serta bagaimana mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan adalah proses bagaimana menetapkan tujuan serta menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan melalui tahapan analisis dan evaluasi alternative yang mungkin dikerjakan. Perncanaan berfungsi pula untuk menetapkan dasar dan arah untuk sebuah lembaga PLS dan mengarahkan program yang dilakukan secara eksplisi telah ditetapkan dalam perencanaan.

Salah satu pendekatan khusus dalam perencanaan yaitu perencanaan strategis, dengan menggabung secara komprehensif dasar-dasar manajemen. Perencanaan ini lebih merupakan metodologi yang mempertimbangkan secara sungguh-sungguh seluruh perkembangan lingkungan dan peluang serta hambatan. Tujuan utama dari perencanaan strategis yaitu memadukan antara tujuan fungsional dengan perencanaan operasional dari staf. Terdapat lima langkah dari perencanaan strategis, yaitu satu penetapan tujuan dan lembaga (bagaimana cara untuk memberikan pada pelayanan klien). Kedua, menetapkan kekuatan dari lembaga (bagaimana cara kerja yang baik serta mengapa dilakukan). Ketiga, penetapan kenyataan dari potensi dari klien (bagaimana sasaran PLS dilayani, apa yang seharusnya dilakukan serta sejauh mana kita memahami harapan mereka). Aaakeempat, penetapan factor internal dan eksternal yang mempengaruhi lembaga (sumber-sumber yang dibutuhkan dari lembaga PLS dan masyarakat). Kelima, pengembangan dan operasional kegiatan (apa yang seharusnya harus dilaksanakan dalam pemograman, staffing dan pemasaran serta apakah semua itu bias didanai).

Perencanaan merupakan keseimbangan tugas satuan PLS, programming, staffing, pemasaran dan kemampuan financial. Dalam arti sempit perencanaan diartikan upaya menghadapi tantangan untuk mencapai efektifitas.

Dengan memperhatikan batasan diatas jelaslah bahwa perencanaan merupakansalah satu fungsi fundamental bagi pelaksanaan fungsi manajemen, yang mencakup kegiatan untuk masa depan atau yang akan dating serta dengan arah dan tujuan yang jelas.

2). Pengorganisasian.
Langkah selanjutnya dari fungsi manajeman adalah pengorganisasian. Pengorganisasian yaitu pengembangan system peranan dan tanggung jawab serta pendelegasian tugas dan sumber-sumber untuk menjamin penampilan yang maksim, kejelasan harapan dan pembuatan keputusan yang efektif.
Pengorganisasian adalah kegiatan mengidentifikasi dan memadukan sumber-sumber yang diperlukan dalam kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber-sumber ini meliputi tenaga manusia, fasilitas, alat-alat, dan biaya yang tersedia. Manusia merupakan factor utama dalam pengorganisasian. Dengan demikian pengorganisasian adalah semua factor yang terlibat, baik manusia maupun non manusia kedalam kegiatan yang terpadu untuk mencapai tujuan lembaga atau organisasi penyelenggara PLS.

Dari kegitan ini Wianardi (1983: 217) memberikan pengertian tentang pengorganisasian sebagai berikut : “pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerjasama secara efektif dan memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melakukan tugas-tugas tertentu dengan mencapai tujuan tertentu”.

Kemudian Hasibuan (1990:123) menyatakan bahwa:
Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan penentuan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang secara relatife didelegasikan pada setia individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

Konsep Pemberdayaan

Konsep Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Dewasa ini, istilah pemberdayaan menjadi sangat popular, terutama dikaitkan dengan terminology demokratisasi, pembangkitan ekonomi kerakyatan, keadilan dan penegakan hokum, serta partisipasi politik. Dengan pemberdayaan, dimaksudkan masyarakat yang sebagian besar adalah kaum miskin dan orang-orang tertindas,tak beruntung serta under preveledge, menjadi terangkat derajatnya, perekonomiannya, hak-haknya dan memiliki posisi yang seimbang dengan kaum lain yang telah lebih mapan kehidupannya.

Kata pemberdayaan mula-mula dipakai oleh Kindervattet (1979: VII) dalam studinya terhadap pendidikan non formal, di Indonesia dan Thailand tahun 1976 untuk kepentingan doktornya (disertasi), beliau mengajukan suatu tesis bahwa peranan pendidikan non formal merupakan suatu proses pemberdayaan (Kindervatter,1979: VII). Salah satu contoh proses pemberdayaan yang diberikan adalah peningkatan peran masyarakat untuk ikut mengambil keputusan, mengontrol sumber-sumber daya, dan lembaga yang berpengaruh terhadap kehidupan mereka. Hasil studi Kindervatter ini memberikan landasan bagi kreasi pendidikan non formal dalam mendukung konsep-konsep pembangunan.

Kindervatter (1979: 15) memberikan batasan pemberdayaan (empowering) sebagai “people gaining and understanding of and control over social, economiecs and or political forces in order to improve their standing in society”. Pengertian tersebut lebih menekankan pada hasil akhir dari proses pemberdayaan yaitu masyarakat memperoleh pemahaman dan mampu mengontrol daya-daya social, ekonomi dan politik agar bias meningkatkan kedudukannya dalam masyarakat.

Peningkatan kedudukan dimasyarakat itu meliputi keadaan-keadaan sebagai berikut :
a. Akses (Accses), yakni memiliki peluang yang cukup besar untuk mendapatkan sumber-sumber daya.
b. Daya pengungkit (everage), yaitu peningkatan dalam hal daya tawar kolektifnya.
c. Pilihan-pilihan (Choices).yakni mampu dan memiliki peluang terhadap berbagai pilihan.
d. Status (Status), yaitu peningkatan citra diri, kepuasan diri, dan memiliki perasaan yang positif atas identitas budayanya.
e. Kemampuan refleksi kritis (Critical reflection capability),yaiti kemampuan menggunakan pengalaman untuk mengukur potensi keunggulannya atas berbagai peluang pilihan-pilihan dalam pemecahan masalah.
f. Legitimasi (legitimation), yaitu memperoleh pengakuan ahli yang membenarkan terhadap alas an-alasan rasional atas kebutuhan masyarakat.
g. Disiplin (Discipline),yaitu menetapkan sendiri standar mutu terhadap pekerjaan yang dilakukan untuk orang lain.
h. Persepsi kreatif (Creative Perceptions), yakni sebuah pandangan yang lebih positif dan inovatif terhadap hubungannya dengan lingkungannya.

Pemberdayaan dapat dikatakan berhasil apabila pada kelompok sasaran dapat diamati atau dapat menunjukan indicator-indikator diatas.
Cook dan Macaulay (1997: 1) mengemukakan bahwa pemberdayaan merupakan “Alat penting untuk memperbaiki kenerja organisasi melalui penyebaran pembuatan keputusan dan tanggung jawab”. Dengan demikian, akan mendorong keterlibatan para bawahan dalam pengambilan keputusan dan tanggung jawab.

Memahami uraian diatas, pemberdayaan dapat diarikan sebagai upaya penyadaran seseorang atau kelompok untk memahami dan mengontrol dimensi-dimensi kekuatan yang dimiliki (Religi, fisik, psikis, social, ekonomi, politikdan budaya)untuk mencapai kedudukan optimal dalam kehidupannya. Dengan proses pemberdayaan diharapkan khalayak sasaran memiliki kepercayaan diri (Self Reliance), yang oleh Freire (1972) disebut sebagai penyadaran (Conscistentizacao).

Bagi program-program PLS, pemberdayaan menjadi sebuah kata kunci yang perlu mendapat perhatian, dan akan menjadi lebih dominant bila program PLS itu ditujukan bagi khalayak sasaran masyarakat miskin atau masyarakat yang tertinggal. Hal tersebut
sejalan dengan ungkapan Kindervatter ( 1979: 61) bahwa, “The need for non formal education to enable people to develop skills and capabilities wich increase their control over decisions, resources, and structures affecting their lives”.

2.Langkah-Langkah Pemberdayaan
Kindervatter ( 1979: 63 ) mengemukakan langkah-langkah pemberdayaan sebagai berikut. Pertama, Masyarakat mengembangkan sebuah kesadaran awal bahwa mereka dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan kehidupannya dan memperoleh seperangkat keterampilan agar mampu bekerja lebih banyak. Kemudian melalui tindakan yang dilakukan itu. Kedua, mereka akan mengalami pengurangan perasaan ketidak mampuan dan mengalami peningkatan kepercayaan diri. Sebagai akhirnya, ketiga, seiring dengan tumbuh nya ketermpilan, kepercayaan diri, masyarakat bekerja sama untuk berlatih lebih banyak melalui pengambilan keputusan dan sumber-sumber daya yang akan memberikan dampak pada kesejahteraan hidupnya.

Cook dan Macaulay (1997) mengemukakan 8 langkah pertama yang harus dilakukan menuju empowerment yang berhasil, langkah-langkah tersebut diadaptasikan sebagai berikut :
a. Hubungan dengan visi empowerment harus menjadi bagian dari program PLS yang menjadi factor keberhasilan PLS.
b. Diarahkan dengan menggunakan contoh-contoh, siapiapun akan belajar dengan baik dan kreatif, jika diberikan lingkungan yang kondusif dab benar.
c. Berkomunikasi dengan aktif, keterlibatan masyarakat akan sangat mendorong terjadinya empowerment.
d. Meninjau struktur PLS, empowerment yang berhasil memerlukan perubahan struktur, sehingga para individu lebih dekat pada titik keputusan, ddan birokrasi dapat dibuang melalui rantai pengawasan yang lebih kecil.
e. Menguatkan kerja tim, empowerment memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
f. Mendorong pengembangan pribadi masyarakat memerlukan bantuan dan dorongan untuk membentuk rasa percaya diri didalam membuat keputusan tersendiri.
g. Berfokus pada jasa layanan masyarakat harus mendapat layanan yang memuaskan.
h. Penilaian, mengukur perkembangan yang terjadi dan mengenal serta menghargai keberhasilan.

Sedangkan, kondisi keberhsilan pemberdayaan dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam proses pemberdayaan, materi yang dikomunikasikan, umpan balik, serta pelatihan yang diperoleh dan dikembangkan.
1. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Proses Pemberdayaan
Peluang PLS dalam pemberdayaan masyarakat sangat terbuka dan dapat bergerak melalui berbagai sector dan bidang pembangunan, apalagi dengan adanya reformasi pada tatanan pemerintahan dewasa ini, dengan reformasi PLS bias bergerak dan berkembang secara desentralisasi.

COOMbs dan Achmed (1989) berkeyakinan bahwa program-program PLS memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan. Dalam pada itu, Ruwiyanto (1994): 1) mengemukakan bahwa:
Pendidikan masyarakat merupakan salah satu penemuan yang paling menentukan dlam abad ini, yang lebih berat dari pendidikan formal. PLS dpat digunakan secara efektif dan efesien untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, dalam semua starta ekonomi, starta social dan pendidikan. Disamping itu PLS dapat pula ikut memecahkan berbagai masalah kemanusiaan yang mendesak dan meresahkan.


Sehubungan dengan itu Kinndervatter (1979: 254-259) menguraikan 8 *delapan) langkah PLS sebagai pemberdayaan yaitu :
Lankah pertama : menyusun kelompok kecil sebagai penerima awal atas rencana program pemberdayaan. Untuk memulai suatu progam PLS, agen pembaharu harus menemukan terlebih dahulu dua sampai tiga orang sebagai perencana. Para calon perencana itu harus memiliki tanggung jawab terhadap perencanaan program dan implementasinya. Serta tertarik terhadap model pendekatan bahwa pelibatan masyarakat dan pemecahan masalah adalah penting. Pada langkah aal ini para calon perencana tidak perlu memiliki komitmen itu akan tumbuh dengan sendirinya sejalan dengan pelaksanaan dan hasil-hasil yang dilihatnya.

Langkah kedua : mengidentifikasi membangun kelompok masyarakat tingkat wilayah. Pemecahan masalah secara kolektif merupakan dasar proses pemberdayaan, sehingga kelompok masyarakat tingkat local harus diciptakan dengan fungsi utama tersebut. Kelompok itu barangkali tersusun atas anggota yang sesuai atau campuran, dan barang kali merupakan kelompok yang baru dibentuk atau berasal dari kelompok lama yang telah ada. Kelompok terdiri dari sepuluh atau duapuluh anggota, dan sejumlah kelompok perlu dibentuk dalam suatu wilayah.

Langkah ketiga : memilih dan melatih fasilitator kelompok, fasilitator menciptakan potensi untuk proses pemberdayaan pada kelompok dan selanjutnya perlu dipilih dan dilatih secara menerima ide untuk membantu masyarakat mengerjakan sesuatu oleh mereka sendiri. Bila diperlukan fasilitator yang berasal dari luar komonitas disertai dengan asisten fasilitator yang berasal dari warga masyarakat atau anggota masyarakat setempat. Pelatihan fasilitator merupakan upaya untuk membantu (calon)fasilitator membentuk dirinya sehingga memiliki kompetensi-kompetensi kefasilitator-an. Materi pelatihan minimal meliputi kepemimpinan, sikap dan kepribadian fasilitator, dan pengenalan program.

Langkah keempat : pengaktifan kelompok, kelompok masyarakat kemungkinan berawal melalui dua cara, melalui pertemuan/rapat kelompok dengan fasilitator dan perencana. Lokakarya akamn membawa tiga sampai empat orang dari kelompoki- kelompok dan membawa dengan cepat untuk membangun tim. Didalam lokakarya itu partisifasi akan belajar keterampilan-keterampilan kelompok (seperti komunikasi dan kerjasama),merumuskan prioritas masalah dan minat, memulai identifikasi sumber-sumber belajar, dan menyusun perencanaan kegiatan awal kelombok setelah selesai lokakarya.

Langkah kmenyelenggarakan pertemuan-pertemuan fasilitator pelatihan in service bagi para fasilitator secara berkala sebulan sekali (secara informal) lebih perlu diselenggarakan, daripada sebuah sesi pembelajaran (formal).Pertemuan kelompok fasilitator tersebut harus dipimpin sendiri oleh seorang diantara mereka. Pertemuan itu harus mampu menciptakan pertukaran iinformasi diantara mereka, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan mengelola tujuan-tujuan atau kebutuhan yang disarankan bersama.

Langkah keenam : mendukung kegiatan kelompok yang tengan berjalan setelah pertemuan pertama, kegiatan kelompok mulai berjalan dalam bentuknya yang masih sederhana (emergent design). Pada tahap awal kegiatan ini para anggota kelompok mulai memutuskan apa dan bagaimana mereka ingin belajar, berbasis pada karakteristik minat dan masalah mereka sendiri. Ketila kelompok memasuki tahapan ini, perencana perlu menyiapkan bahan-bahan pokok yang diperlukan dukungan moral atau aspek khusuh dalam proses kelompok. Idealnya, kelompok berkembang sebagai perangkat pemecahan masalah yang berkrlanjutan, sehingga pemecahan masalah yang satu berhubungan dengan yang lain.

Langkah ketujuh : mengembangkan hubungan diantara kelompok, beberapa masalah yang dipilih oleh anggota kelompok mungkin sangat besar peluangnya untuk di selesaikan bila beberapa kelompok akan merasa senang berhubungan dengan kelompok yang lain. Berdasarkan pada keinginan untuk berkoalisi, fasilitator perlu menyadari bahwa jaringan kerja antara kelompok itu barangkali menarik kewenangan pemerintah untuk mengawasinya.

Langkah kedelapan : menyelenggarakan sebuah lokakarya untuk evaluasi apabila kegiatan kelompok telah berjalan empat sampai enam bulan, telah saatnya dibutuhkan bagi para anggota kelompok untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengambil alih tanggung jawab. Pada saat itu, sebuah lokakarya singkat dapat diselenggarakan sehingga anggota kelompok dan fasilitator menguji secara kritis apa yang telah mereka lakukan dan menentukan apa yang akan meraka lakukan berikutnya.

Untuk lebih memahami dan menerapkan PLS sebagai proses pemberdayaan, perlu diperhatikan beberapa konsep, prinsip, dan karakteristik sebagai berikut.
a. pemberdayaan berhubungan dengan upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk memengang control atas diri dan lingkungannya. Berdasarkan konsep tersebut perlu dilakukan upaya yang diperhatikan prinsip-prinsip: (1) pembangunan yang bersifat local, (2) mengutamakan dan merupakan aksi social, (3) menggunakan pendekatan organisasi komunitas atau organisasi kemasyarakatan local.
b. Adanya kesamaan dan kesepadanan kedudukan dalam hubungan kerja. Berdasarkan konsep tersebut perlu dilakukan upaya yang memperhatikan prinsip-prinsip: (1) manajeman yang swakelola oleh warga masyarakat, (2) kepemilikan olehpara warga masyarakat, tumbuh nya rasa memilaki pada diri warga masyarakat terhadap program pembangunan, (3) pemantauan langsung oleh para warga masyarakat sendiri, (4) tumbuh rasa kebersamaan (Collective), (5) bekerja secara kolaborasi antara berbagai pihak yang berkaitan, baik dari pihak pemerintah, lembaga swasta maupun pihak-pihak lainnya.
c. Menggunakan pendekatan partisipasi, yang menempatkan warga masyarakat sebagai subjek bukan sebagai objek. Berdasarkan konsep tersebut, terdapat beberapa konsep yang perlu diaktualisasikan yaitu 1) warga masyarakat mengarangkan sendiri arah kegiatannya, (2) sepanjang proses peluncuran program adalah sebagai sebuah proses dialog, dan (3) pembangunan dilakukan sendiri oleh para warga masyarakat/penduduk.
d. Pendidikan untuk keadilan. Berdasarkan konsep tersebut, terdapat beberapa prinsip yang oerlu diimplementasikan yaitu (1) mengembangkan kesadaran kritis, (2) menggunakan metode diskusi dalam kelompok kecil, (3) menggunakan stimulus berupa masalah-masalah, (4) menggunakan sarana, seperti permainan sebagai alat untuk membantu masyarakat melihat kembali dan membuat refleksi tentang realitas yang dihadapi, (5) berpusat pada pengembangan system social daripada individu-individu, (6) mengutamakan penyelelesaian konflik secara menang-menang (win-win solution), (7) hubungan atas manusia yang bersifat hirarkis non hirarkis, termasuk mulalui dialog dan penbagian kepemimpinan, dan (8) membutuhkan fasilitator kelompok yang komit terhadap pembebasan.
Karakteristik di atas oleh Kindervatter disebutnya sebagai empat cirri peoses empowering yaitu Community organization, self-management and Collaboration participatory approaches, and education for justice. Community organization bertujuan untuk mengaktifkan masyarakat dalam meningkatkan dan mengubah kondisi social ekonomi dengan cara mengorganisir kelompok-kelompok yng sudah ada dimasyarakat, dan mengadakan gabungan antara organisasi-organisasi tersebut untuk membangun kelompok dan struktur baru. Worker self-management and collaboration bertujuan untuk menyamarkankekuasaan dan wewenang didalam hubungan kerja, dan memperkecil perbedaan status serta perlu adanya pembagian poeranan. Participatory approach betujuan untuk mengendalikan sifat dan arah perubahan hidup ketika organisasi memiliki tingkatan kekuasaan yang tinggi dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini, diperlukan keterlibatan semua orang dan agen pem,baharu dalam segala aspek perencanaan, serta adanya rencana umum yang memberikan arah bagi kegiatan selanjutunya bagi setiap anggota. Sedangkan education for justice bertujuan menyadarkan masyarakat akan ketidakadilan danmeningkatkan kemampuan untuk menghadapinya. Peran fasilitatordalam education for justice ini adalah mengajukan masalah. Mengundang atau mendorong adanya pertanyaan dan bertanggung jawab atas adanya kebebasan. Adapun metode dan proses yang ditempuh adalah membangkitkan masalah, dialog, permainan berdasarkan kenyataan, dan menganalisis setiap kesalahan atau konflik secara positf.

Memperhatikan kondisi-kondisi diatas, baik yang berkaitan dengan penomena kemiskinan di Indonesia, maupun teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli, maka untuk mengefekifkan PLS dalam pemberdayaan masyarakat miskin dapat dilakukan sebagai berikut. Pertama, mengembangkan sifat keterbukaan PLS perlu membuka diri terhadap perkembangan baru, menghindarkan diri dari pandangan yang sempit dan jangan terpaku pada hal-hal yang biasa dikerjakan. Kedua, komitmen terhadap reformasi, PLS perlu memiliki semangat dan kemampuan untuk senantiasa memperbaharui diri secara berkelanjutan. Ketiga, pemihakan terhadap kaum lemah, PLS perlu memihak terhada kepentingan kaum lemah, agar terbebas dari keterbelakangan, yaitu bebas dari kebodohan, kemiskinan dan penyakit. Keempat, penghargaan terhadap martabat-martabat manusia dan kemanusiaan. Kelima, perwujudan masyarakat gemar belajar PLS perlu mendorong terjadinya masyarakat gemar belajart minimum(minimum essential learning needs),proses pertumbuhan masyarakat transisional, dan pendidikan untuk pembangunan. Keenam, penghargaan terhadap ragan sudut pandang PLS, perlu mengembangkan ragam sudut pandang, yakni menghargai dan keragaman pandangan karena masa depan ditentukan oleh persaingan dan persinggungan perubahan kehidupan berbagai aspek. Ketujuh, adaptasi dan perencanaan masa depan, mendorong terjadinya kemampuan adaptasi dan perencanaan masadepan, mendorong terjadinya kemampuan beradaptasi dan antisifasi terhadap perubahan serta teknik perencanaan masa depan bagi setiap individu anggota masyarakat.

POSTING TERBARU