Arah Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi Dalam Pembelajaran
Kurikulum berbasis kompetensi berorientasi pada:
a. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna.
b. Keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya.
KBK menfokuskan pada perolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik, oleh karena itu kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk prilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan.
Dari kesemuanya itu, sangat berhubungan erat dengan proses menejerialnya. Menejerial yang baik menurut konsep KBK, yaitu munculnya produktifitas pendidikan yang dapat dilihat pada prestasi atau efektifitas dan
.pada efisiensi. Aspek efektifitas dapat dilihat pada ; masukan yang merata, keluaran yang banyak dan bermutu tinggi, ilmu dan keluaran yang gayut dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun, oleh karena itu pencapaian indikator efektifitas pada tiap tahapannya haruslah diusahakan sedemikian rupa.
Indikator-indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Indikator input ; indikator input ini meliputi karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan dan materi pendidikan serta kapasitas manajemen.
b. Indikator proses ; meliputi :perilaku administratif, alokasi waktunya dan alokasi waktu peserta didik.
c. Indikator output ; indikator dari out put ini berupa hasil-hasil dalam bentuk perolehan peserta didik dan dinamikanya sistem sekolah, hasil-hasil yang berhubungan dengan keadilan dan kesamaan.
d. Indikator outcome ; indikator ini meliputi jumlah lulusan ketingkat pendidikan berikutnya, prestasi belajar di sekolah yang lebih tinggi dan pokok pekerjaan, serta pendapatan.
Dalam hubungannya dengan pembelajaran, kompetensi pada KBK diharapkan menunjuk kepada perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Kurikulum berbasis kompetensi memberikan beberapa implikasi terhadap pembelajaran. Pertama, pembelajaran perlu lebih menekankan pada kegiatan individual meskipun dilakukan secara klasikal, dan perlu memperhatikan perbedaan peserta didik. Kedua, perlu diupayakan lingkungan belajar yang kondusif, dengan metode dan media yang bervariasi. Ketiga, dalam pembelajaran perlu diberikan waktu yang cukup, terutama dalam penyelesaian tugas atau praktek, agar setiap peserta didik dapat mengerjakan tugas belajarnya dengan baik, maka memberi kebebasan untuk menyelesaikan tugas diluar kelas, pada kegiatan ekstra kurikuler sangat dianjurkan.
Gordon (1988 : 109) menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut :
a. Pengetahuan (Knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif
b. Pemahaman (Understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu.
c. Kemampuan (Skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang diibebankan kepadanya
d. Nilai (Value), adalah suatu standart perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menatu dalam diri seseorang.
e. Sikap (anitude), yaitu perasaan (senang – tidak senang, suka – tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.
f. Minat (interest) yaitu kecendrungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Kompetensi yang ingin dicapai merupakan penyataan tujuan (goal statement) yang hendak diperoleh peserta didik, menggambarkan hasil belajar (learning outcomes) pada aspek pengetahuan keterampilan, nilai dan sikap. Strategi mencapai kompetensi adalah upaya untuk membantu peserta didik dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan, sedangkan evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap pencapaian kompetensi bagi setiap peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar