Sejarah Ilmu Kalam dan Pemahaman Qada dan Qadar
Rasulullah SAW. diutus oleh Allah SWT. untuk menyampaikan Islam kepada seluruh ummat manusia agar dijadikan sebagai aqidah dan pedoman hidup mereka dan memusnahkan aqidah dan pedoman hidup mereka sebelumnya yang penuh khayal dan khurafat, mereka diajak untuk berfikir dan merenungi realitas kehidupan, manusia dan alam semesta serta mengkaitkan ketiganya dengan Allah al Khalik al Mudabbir Sang Pencipta dan Sane Pengatur. Merekapun mengambil Islam sebagai aqidah yang mampu memecahkan permasalahan utama (al-uqdatul kubra) mereka sebagai manusia, yang diatasnya dibangun pandangan hidup, juga mengambilnya sebagai peraturan yang terpancar dari aqidah Islam.
Dengan izin Allah, agama yang dibawa oleh rasulullah pun diemban oleh banyak manusia sebagai qaidah .fikriyah dan oleh Daulah Islamiyah sebagai qiyadah fikriyah. Sesuai dengan fitrahnya sebagai agama yang benar, tentunya agama ini terus bergerak dan diemban oleh daulah dan kaum muslimin untuk di da'wahkan kepada umat dan bangsa lain yang belum menemukan cahaya kebenaran Islam serta yang masih bergelut dengan khayalan dan khurafat dari pedoman hidup mereka terdahulu. Sunnah ini terus dilanjutkan para khalifah sesudah rasulullah wafat.
Kaum muslimin yang melakukan ekspansi da'wah dan futuhat di negeri-negeri yang belum menerima cahaya Islam, menemukan pemikiran asing yang diemban oleh orang-orang yang berada di negeri tersebut, yang hal itu sangat bertolak belakang dengan pemikiran Islam, hal ini terjadi pada awal abad kedua hijriyah. Negeri-negeri tersebut adalah
Hal yang paling berperan dalam pemunculan ilmu kalam adalah interaksi kaum muslimin dengan filsafat Yunani baik melalui penterjemahan buku-buku filsafat Yunani maupun karena interaksi mereka dengan kaum Nasrani dan Yahudi, pemikiran filsafat ini diadopsi oleh kaum Nasrani (Nasrani sekte Nestorian atau Nasathirahj2i dari Syiria, Nasrani sekte MulkeanI31 yang tersebar di Afrika, Andalusia, dan sebagian besar wilayah Syam dan Nasrani sekte Jacobit dari Mesir) dan Yahudi. Filsafat Yunani yang diadopsi oleh kaum Nasrani dibangun untuk menguatkan aqidah trinitas mereka, yang hal itu memang sama sekali tidak memiliki kesesuaian dengan fakta yang ada. Berbeda dengan filsafat yang dianut oleh bangsa
Konsep ini yang kemudian mereka gunakan untuk untuk berdebat dengan kaum muslimin. Sebagian kaum muslimin dengan tiara ulamanya merespon kondisi ini dengan mempelajari dan menjadikannya sebagai bahan diskusi dan perdebatan dalam rangka membantah kaum Nasrani dan Yahudi, membela Islam dan menerangkan pemikiranpemikiran al-Qurani41. Kaum muslimin mengambil konsep filsafat Yunani sebagai pokok bahasan terutama dalam konsep ketuhanan (sifat-sifat Allah) dan mantiq (logika).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar