Penjelasan HIV/AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome atau disingkat dengan AIDS, adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan karena hilangnya kekebalan tubuh. Orang yang menderita AIDS, mudah sekali terserang berbagai penyakit, karena sistem kekebalan tubuhnya yang berfungsi melawan kuman atau virus yang masuk ke dalam tubuh rusak. AIDS sendiri timbul karena disebabkan oleh virus Human Immuno Deficiency Virus atau disebut HIV, yang menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh itu.
Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit HIV AIDS ini, ada dua cara utama penularan penyakit berbahaya tersebut, yakni melalui narkoba suntik dan hubungan seks bebas.
CIRI DAN GEJALA AIDS
Sebagai virus HIV hanya bisa menular jika cairan darah, air mani atau cairan vagina yang mengandung HIV masuk ke tubuh seseorang. Ini fakta medis (bisa dibuktikan di laboratorium dengan teknologi kedokteran). Penularan antara lain bisa melalui hubungan seks yang tidak memakai kondom di dalam atau di luar nikah jika salah satu dari pasangan itu HIV-positif. Jadi, biar pun zina kalau dua-duanya HIV-negatif maka tidak akan pernah terjadi penularan HIV.
Tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS pada diri seseorang yang sudah tertular HIV sebelum mencapai masa AIDS (antara 5 - 10 tahun setelah tertular HIV). Tapi, ingat, biar pun tidak ada tanda, gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS pada diri seseorang yang sudah tertular HIV dia sudah bisa menularkan HIV kepada orang lain melalui (a) hubungan seks yang tidak memakai kondom di dalam atau di luar nikah, (b) transfusi darah, (c) jarum suntik, jarum tindik, jarum akupunktur, jarum tattoo atau alat-alat kesehatan, dan (d) dari seorang ibu yang HIV-positif kepada anaknya, terutama pada saat persalinan dan menyusui dengan air susu ibu (ASI).
karena kita tidak mengetahui orang-orang yang sudah tertular HIV maka hindarilah perilaku berisiko tinggi agar terlindung dari penularan HIV. Perilaku berisiko tinggi tertular HIV yaitu (1) melakukan hubungan seks penetrasi yakni penis masuk ke vagina (heteroseks), seks oral dan seks anal di dalam atau di luar ikatan pernikahan yang sah serta homoseks tanpa kondom dengan pasangan yang berganti-ganti, (2) melakukan hubungan seks penetrasi, seks oral dan seks anal di dalam atau di luar ikatan pernikahan yang sah serta homoseks tanpa kondom dengan seseorang yang suka berganti-ganti pasangan (seperti dengan pekerja seks perempuan/waria), (3) menerima transfusi darah yang tidak diskrining HIV, dan (4) memakai jarum suntik secara bersama-sama dengan bergiliran.
Penyebarannya
Penyebaran penyakit HIV AIDS di tanah air berkembang pesat, dengan jumlah penderitanya mencapai ribuan orang, bahkan tidak sedikit yang kehilangan nyawanya akibat penyakit ini. Di Kota Bogor misalnya, saat ini kondisinya sangat memperihatinkan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bogor hingga Oktober 2007, tercatat jumlah penderita HIV sebanyak 308 orang, sementara AIDS 164 orang, dimana 39 diantaranya meninggal dunia.
Bahkan jumlahnya meningkat drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada periode 2002-2006, tercatat jumlah penderita HIV AIDS di Kota Bogor sebanyak 194 orang. Dengan jumlah tersebut, menempatkan Kota Bogor sebagai Kota ketiga terbanyak jumlah penderita HIV AIDS se-Jawa Barat. Sedangkan Jawa Barat sendiri, adalah provinsi ketiga terbanyak khusus jumlah penderita HIV. orang yang beresiko tinggi terjangkit penyakit HIV AIDS adalah mereka yang mengkonsumsi narkoba suntik.
Kelompok yang paling beresiko terserang virus HIV AIDS adalah Narapidana. Tercatat 78 orang Narapidana yang positif menderita HIV AIDS karena mengkonsumsi narkoba suntik. Sementara dari kelompok Wanita Pekerja Seks (WPS) tercatat hanya 9 orang yang positif HIV AIDS, sedangkan kelompok waria, yang dinyatakan positif menderita HIV AIDS sebanyak 4 orang. Sebetulnya, angka-angka yang tercatat dalam data tersebut, tidak dapat menjadi tolak ukur, pasalnya masih banyak masyarakat yang menggunakan narkoba suntik, sehingga dapat dipastikan, jumlah penderita HIV AIDS masih tersebar dimana-mana,” ujar Sri Pintantari kepada wartawan, Sabtu (1/12) siang.
Mengenai waria kebanyakan mengatakan, termasuk kelompok yang beresiko terserang HIV AIDS, dengan penularannya sama, yakni melalui narkoba suntik dan hubungan seks bebas. Banyak waria yang menggunakan narkoba suntik dan berhubungan seks bebas. Tapi peluangnya tidak terlalu besar, kebanyakan dari mereka tertular melalui hubungan seks bebas dengan orang yang telah terinfeksi HIV. “Biasanya jika hasrat birahi waria timbul, ia akan berhubungan badan dengan wanita, tapi orientasinya tetap laki-laki,” terangnya(red-BN).
Mempelajari fakta–fakta mengenai Infeksi HIV dan AIDS:
· AIDS – Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah stadium akhir dari infeksi yang disebabkan oleh virus, yaitu Human Inmodeficiency Virus (HIV).
· Bagian terbesar dari HIV disebabkan hubungan seksual tak terlindungi dengan orang yang sudah terinfeksi HIV (70 – 80 % infeksi). Infeksi HIV juga bisa menyebar melalui transfusi dengan darah yang terinfeksi (kecuali di negara – negara yang telah melaksanakan pemeriksaan seluruh darah donor terhadap HIV), melalui penggunaan jarum suntik bersama dengan jarum yang terkontaminasi darah pengidap HIV, dan melalui darah dari wanita yang terinfeksi ke bayinya semasa dalam kandungan, saat kelahiran atau saat pemberian ASI.
· Infeksi HIV tidak menyebar melalui kontak sosial biasa (non seksual)
· Begitu seseorang terinfeksi HIV, ia bisa merasa dan terlihat sehat hingga sepuluh tahun atau lebihsebelum tanda–tanda AIDS timbul. Meski begitu selama penampakan sehat ini pemeriksaan darah dapat memperlihatkan adanya HIV. Inilah yang disebut “HIV positif”. Seseorang yang HIV positif meskipun tampak dan merasa sehat, dapat menularkannya kepada orang lain.
· Tidak ada vaksin yang dapat melindungi seseorang dari infeksi HIV. AIDS belum ada obatnya. Ini berarti satu–satunya jalan untuk menghindari AIDS adalah dengan cara mencegah terjadinya infeksi dari awalnya.
· Adanya penyakit hubungan seksual yang tidak diobati seperti siphilis dan gonore mempermudah terjadinya penyebaran infeksi HIV dari satu orang ke orang lain. Luka terbuka dan lecet merupakan jalan masuk yang mudah untuk IMS termasuk HIV kedalam tubuh. Adanya IMS sudah merupakan tanda dari perilaku berisiko. Pencegahan dan pengobatan IMS dengan demikian merupakan salah satu cara lain untuk melindungi diri dari infeksi HIV.
· Membuat rajah/tato atau melubangi tubuh dengan jarum yang tidak steril dapat mengakibatkan infeksi HIV dan IMS lain seperti Hepatitis B. Yakinkan bahwa jarum yang digunakan telah disetril di otoclav atau gunakan jarum anda sendiri.
· Transmisi seksual HIV dapat dicegah dengan mempraktekkan seks aman. Seks aman termasuk tidak melakukan hubungan seks, kesetiaan pada pasangan yang tidak terinfeksi, menggunakan kondom lateks setiap kali terlibat hubungan seks vaginal, anal, atau oral, seks tanpa penetrasi, melakukan aktifitas seperti berpelukan, berciuman, masturbasi, masturbasi mutual.
Seks aman – bagaimana definisinya ?
· Sama sekali tidak melakukan hubungan seks
· Membangun hubungan monogami matual yang dapat menyakinkan bahwa keduanya tidak pernah terpapar HIV. Ini bisa dilaksanakan hanya bila keduanya tidak terinfeksi atau berisiko untuk mendapat infeksi HIV. Tangguhkan aktifitas seksual hingga memungkinkan untuk menyakini bahwa hubungan yang aman dan berjangka panjang dapat dibangun.
· Gunakan kondom lateks tiap kali dilakukan aktifitas vaginal, oral, atau anal.
· Hanya melakukan seks tanpa penetrasi atau “outercourse” (diluar) yang berarti aktifitas seksual dimana penis, mulut, rektum, atau vagina anda tidak berhubungan langsung dengan penis, mulut, rektum, atau vagina pasangan anda. Aktivitas ini termasuk pemijatan, masturbasi, aktifitas tangan.
· Melakukan aktifitas seperti berpelukan dan berciuman.
Apakah perilaku seks berisiko ?
· Memiliki lebih dari satu partner
· Tidak menggunakan kondom
· Melakukan seks anal tak terlindung secara khusus berisiko
Perempuan berisiko lebih besar untuk mendapat IMS dibandingkan laki–laki karena :
· Perempuan lebih mungkin mendapat HIV atau IMS dari satu kali hubungan seksual. Hal ini terutama berlaku pada anak gadis dimana organ seksnya belum sempurna dan membuat HIV jauh lebih mudah memasuki tubuhnya.
· Perempuan mungkin memiliki IMS yang asimptomatik (tanpa gejala) yang sulit didiagnosa, tapi meningkatkan resiko penyebaran HIV.
· Perempuan biasanya berada pada pihak yang tidak menguntungkan pada negoisasi seksual dan mungkin tidak mampu menyakinkan pasangannya untuk hanya mempraktekkan seks aman ( memakai kondom )
· Perempuan mungkin merupakan obyek kekerasan termasuk perkosaan.
· Akhirnya, penting untuk disadari adanya fakta bahwa di kelompok besar laki–laki manapun, akan ada laki–laki yang berhubungan seks dengan laki–laki lain. Anal seks adalah yang biasanya dilakukan diantara sesama laki–laki. Penyebaran HIV melalui kegiatan ini terjadi karena lapisan anus lebih mudah pecah dan berdarah. Itu sebabnya khusus kontak seksual anal tidak terlindung risikonya tinggi.
Aman dari HIV/AIDs akan sangat terjamin dngan pola hidup sehat, dan selalu mentaati peraturan agama. menjadi orang yang setia pada pasangan sepanjang masa, berhati-hati terhadap kemungkinan lain yang berresiko menularkan virus hiv seperti jarum suntik yang tidak steril, tusuk jarum akupuntur yang tidak steril, nyamuk di tempat umum, bahkan pisau cukur di salon/barber yang tidak steril dll, semuanya yang berresiko menularkan virus.
BalasHapusSemoga kita diberi kesehatan sepanjang hayat agar sempurna hidup dan pengabdian kita kpd Tuhan.