PENILAIAN KEADAAN JANIN
Yang terpenting dalam menangani kehamilan lewat waktu ialah menentukan keadaan janin karena setiap keterlambatan akan menimbulkan resiko kegawatan.
Penentuan keadaan janin ialah dengan cara bberikut :
1. Tes tanpa tekanan (non stress test)
Bila memperoleh hasil non reaktif maka dilanjutkan dengan test tekanan oksidasi. Bila diperoleh hasil reaktif maka nilai spesifitas 98.8% menunjukkan kemungkinan besar janin baik. Bila ditemukan hasil tes tekanan yang positif meskipun, meskipun sensitifitas relative rendah tetapi telah dibuktikan berhubungan dengan keadaan post matur.
2. Gerakan janin
Gerakan janin dapat ditentukan secara subyektif (normal rata-rata 7 kali / 20 menit) gerakan janin dapat pula ditentukan pada pemeriksaan ultrasonografi dengan menentukan nilai biofisik maka keadaan janin dapat dipastikan lebih baik penilaian banyaknya air ketuban secara kualitatif dengan USG (normal >1 cm / bidang) memberikan gambaran banyaknya air ketuban, bila ternyata Oligohidramion maka kemungkinan telah terjadi kehamilan lewat waktu.
3. Amnios kopi
Bila ditemuka air ketuban yang banyak dan janin mungkin keadaan janin masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan menglami resiko 33% asfiksia
Komplikasi Post Date
a. Untuk ibu
Ø Kontraksi otot rahim yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan ruplura uteri membakat
Ø Kontraksi otot rahim yang berlebihan menganggu sirkulasi darah sehingga menimbulkan asfiksia janin.
Ø Kelebihan cairan yang diberikan dapat menimbulkan :
Ü Edema paru, sesak napas dan sianosis
Ü Tekanan darah meningkat menjadi pendarahan otak.
Ü Memecahkan ketuban dapat menimbulkan infeksi
b. Untuk Janin
Ø Oligo Hidramnion
Ü Air ketuban diatas 42 minggu 400cc
Ü Akibat Oligo hidramnion kental mekonium diaspirasi oleh janin asfirsia intra oterin fetal distress
Ü …………..rendah, pulmonary distress sindrom, ronthus paru tersumbat menimbulkan detektase.
Ø Diwarnai mekanium keluar karena reflek vagus terhadap ……….. usus dan tesbukanya spingles ani, mekanium keluar.
- Aspirasi air ketuban serta metanium gangguan pernafasan bayi (janin), gangguan arkulasi bayu setelah lahir hipoksia intrauterine sampai kematian janin.
Ø Makrosomia
Ü Dengan plasenta masih baik terjadi tumbuh kembang janin dengan berat 4500gr disebut makrosomia
Ü Akibat terhadap persalinan
Sistocia bahu dapat menimbulkan kematian bayi
Terutama jalan lahir ibu
Ø Dismatoritas bayi
Ü Janin mengalami pertumbuhan terhambat dan penurunan berat (Wikonjosastro, 2002:318)
Ü Selanjutnya terjadi penurunan fungsi akibat tidak berkembangnya atau terjadinya kalfikasi dan aterusklerosis pembuluh darah.
Ü Menurunnya kemampuan nutrisi plasenta menimbulkan perubahan metabolisme menuju anarobik.
- Terjadinya keton bodi dan asidosis kulit, subtanfet berkurang otot makin lemah dan diwarnai mekonium
- Kuku tampak panjang
- Tampak keriput
- Tali pusat lembek mudah tertekan dengan disertai oligohidramnion
2.2.6. Menentukan Umur Kehamilan
Ø Mengetahui tanggal haid terakhir dengan menggunakan rumus naegle
Ø Tinggi fundus uteri
Ø Mulai gerak janin 16-18 minggu
Ø Bunyi jantung janin 12-14 minggu menggunakan Doppler
Ø Menggunakan USG
2.2.7. Kritetia Diagnosa
Ø Usia kehamilan telah melewati 294 minggu
Ø Palpasi bagian-bagian janin lebih jelas karena berkurangnya air ketuban kemungkinan dijumpai abnormalitas DJJ dengan pemeriksaan austolasi maupun kardiografi
Ø Dijumpai air ketuban berkurang dengan atau tanpa ralfisikasi plasenta pada pemeriksaan USG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar